Solopos.com, SUKOHARJO -- Pemerintah Desa (Pemdes) Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, mulai mengambil sikap ihwal mundurnya sejumlah ketua RT dan RW dari jabatan mereka, pekan lalu.
Pemdes Duwet memastikan hanya enam ketua RT/RW yang mengajukan pengunduran diri dari jabatan mereka, bukan 13 ketua RT/RW seperti diinformasikan sebelumnya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Surat pengunduran diri enam ketua RT/RW itu telah diterima pemdes setempat. Kepala Desa (Kades) Duwet, Suparno, mengatakan tengah memproses pengisian jabatan tersebut yang ditinggalkan enam ketua RT/RW itu.
Adik Jan Ethes Namanya La Lembah Manah, Apa Artinya?
Secara otomatis wakil ketua RT dan RW masing-masing yang akan menggantikan jabatan mereka. "Ada empat ketua RT dan dua ketua RW yang mengajukan pengunduran diri. Mereka saya minta membuat surat pernyataan. Jadi bukan 13 ketua RT/RW yang mengundurkan diri," jelas dia kepada wartawan di Balai Desa setempat, Sabtu (16/11/2019).
Dalam klarifikasi ini Kades Duwet didampingi perangkat desa terkait di antaranya kepala dusun (kadus), Babinsa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan lainya. Suparno menjelaskan telah mengecek dan bertemu ketua RT dan RW yang sebelumnya menyampaikan pengunduran diri.
5 Fakta Menarik Kelahiran La Lembah Manah, Cucu Presiden Jokowi
Hasil pertemuan itu hanya empat Ketua RT dan dua Ketua RW yang mengundurkan diri dari jabatan mereka. Mereka yakni ketua RT 002/RW 002, RT 002/RW 006, RT 001R/RW 007, RT 002/RW 007. Lalu ketua ada dua yakni RW 003 dan RW 008.
Surat pernyataan pengunduran diri para ketua RT/RW itu telah diterima pemerintah desa, kecuali Ketua RW 008 yang hingga kini belum menyerahkan surat tersebut. "Jadi bukan 13 ketua RT/RW, tapi enam ketua saja," katanya.
1,5 Bulan Ditutup, Saluran Colo Barat Via Wonogiri Kapan Dibuka?
Sebagaimana diinformasikan, sejumlah ketua RT/RW di Desa Duwet, Baki, Sukoharjo, ramai-ramai mengundurkan diri dari jabatan mereka, pekan lalu. Mereka beralasan tak puas dengan kinerja kepala desa yang dianggap tak transparan dalam program-program pembangunan desa maupun dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban keuangan desa.
Para ketua RT/RW itu mengaku tak pernah diajak berkoordinasi tiap ada program. Bahkan dalam program pembangunan fisik mereka menyebut kepala desa kerap menggunakan tenaga kerja dari luar desa, bahkan luar Sukoharjo.