SOLOPOS.COM - Ketua PCNU)Solo H.M. Mashuri (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo H.M. Mashuri cukup aktif membagikan aktivitas hariannya melalui Whatsapp Stories. Salah satu kegiatan rutin yang dibagikan berupa ziarah.

Ziarah biasanya dilakukan setiap Kamis malam kepada ulama atau pendiri Kerajaan Mataram Islam. Lokasinya tidak hanya di wilayah Soloraya namun dilakukan ke sejumlah kota sampai kota di Jawa Timur.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mashuri menjelaskan ziarah biasanya dilakukan bersama puluhan pengurus PCNU Solo selama 2,5 tahun terakhir atau selama dia memimpin salah satu Ormas Islam tersebut.

PCNU Solo memiliki Majelis Ziarah yang mengurus kegiatan. Rangkaian ziarah dilakukan cepat dengan tahlil, salat, dan wirid. Namun perjalanan menuju tempat ziarah dilakukan sejak pagi dari Solo jika lokasinya jauh di luar kota.

Baca Juga: Pengurus LDII dan Pimpinan PCNU Solo Bertemu, Ternyata Ini Tujuannya

“Kadang begini, manusia itu butuh ikhtiar batiniah karena kami ini dalam mengemban amanah tidak cukup dengan pikiran manusia saja. Di luar itu, di luar pikiran dan kemampuan manusia, kami kembalikan ke Allah dengan riyadhah, ikhtiar batiniah itu,” kata dia kepada Solopos.com di Kantor PCNU, Solo, Kamis (21/4/2022) petang.

Dia mengatakan ikhtiar tirakat tidak mengedepankan nafsu namun mengalir mengikuti takdir dengan tetap berusaha serta berpegang kepada Tuhan. Zairah ada dua, yakni maqam dan maqom.

Mashuri yang juga sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Solo sejak Maret 2022 tersebut menjelaskan maqam merupakan makam atau pesarean. Sementara maqom merupakan khalwat. Biasanya para nabi/raja mataram mendapatkan wahyu di tempat kwalwat.

“Setidaknya sepakan sekali saya mengajari teman-teman untuk menyatu dengan Tuhan. Minimal malam Jumat [Kamis malam] mereka menyatu dengan Tuhan. Ben tenang pikirannya supaya konsepnya biar tenang, bisa mikir, gak kemrungsung,” paparnya.

Baca Juga: Hilmi Ahmad Sakdillah Kembali Pimpin PCNU Solo

Bapak dua anak tersebut mengatakan para pengurus PCNU Solo mendapatkan petunjuk batin dari Tuhan ketika melakukan ziarah. Kadang pengurus datang ke makam para wali mendapatkan petunjuk.

“Tapi konsepnya harus benar dalam arti ziarah itu kami mendoakan yang meninggal itu supaya diberikan ampunan dan diterima amal ibadahnya berdoa. Setelah itu berdoa untuk diri sendiri kepada Allah. Konsep yang benar seperti itu,” paparnya.

Terkadang ada orang yang mengerti agama menjustifikasi secara visual tanpa melakukan konfirmasi kepada orang yang melakukan ziarah. Orang tersebut menganggap rangkaian ziarah memohon kepada makam yang mengarah syirik.

Baca Juga: Bolehkah Ziarah saat Puasa di Bulan Ramadan?

“Namun memang ada yang ke makam salah jalur. Itu bukan wilayah kami. Seharusnya ya itu dibenarkan,” ungkapnya.

Kegiatan Majelis Ziarah PCNU Kamis malam tidak dijalankan selama Ramadan namun ikhitar batinnya dilakukan 10 hari terakhir di sejumlah masjid tertua, antara lain di Masjid Laweyan, Solo.

“Ya Alhamdulilah 2,5 tahun ini PCNU Solo berkembang pesat. Artinya dalam tirakat tenanan karena memohon kepada Allah dimudahkan semuanya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya