SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

JOGJA—Ketersediaan data geologi di Indonesia dinilai minim. Akses data geologi dianggap hanya milik pengusaha eksplorasi saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari mengatakan, seharusnya data tersebut tersedia dan dapat diakses publik. Data tersebut antara lain data sumur dan pengeboran sumur seismik. Menurut dia, data tersebut berguna untuk pengembangan potensi sumber daya alam. Sayangnya, kata dia, semua data itu masih menjadi komoditas bisnis yang mahal.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia menambahkan, akses data geologi dalam Undang Undang di Indonesia terlalu disakralkan. Rovicky mengatakan, seharusnya data menjadi komoditas sains yang bisa diakses perguruan tinggi. Ia berharap akses data dipermudah agar lebih banyak kesimpulan yang diperoleh.

“Dengan terbukanya akses data berarti akan lebih banyak kesimpulan. Misalnya dua data bisa menimbulkan tiga atau empat kesimpulan,” terangnya di sela-sela pembukaan pertemuan ilmiah IAGI di Jogja, Senin (17/9) malam.

Kepala BP Migas, R Priyono menambahkan, persoalan minimnya data semestinya dapat diatasi. Publik juga memiliki hak untuk mengakses data dengan tujuan pemanfaatan sumber daya alam dengan baik. “Dengan era transparan seharusnya data dikelola dengan baik,” terangnya.

Menurut dia, keterbukaan data menjadi bagian penting untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Namun, yang terjadi sekarang bukanlah pengelolaan sumber daya alam, melainkan pengurasan sumber daya alam. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya