SOLOPOS.COM - Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. (JIBI/Solopos/Antara/Aris Wasita Widiastuti)

Solopos.com, WONOGIRI -- Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Bambang Wuryanto, memberikan komentarnya terkait sikap Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo atau Jekek, yang belum bersedia mencalonkan diri sebagai bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wonogiri 2020.

Lelaki terkenal dengan nama Bambang Pacul itu tak mempermasalahkan jika hingga penjaringan yang dibuka DPD dan DPP berakhir Jekek belum mendaftarkan diri sebagai calon bupati (cabup). Namun, dia meminta Jekek patuh jika DPP merekomendasikannya menjadi cabup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bambang kepada Solopos.com, Jumat (29/11/2019), menyatakan menghargai sikap Jekek. Dia memahami alasan yang membuat Jekek tak bersedia mencalonkan diri, yakni karena biaya politik yang tinggi.

Di sisi lain kader PDIP di daerah mendorongnya mencalonkan diri. Warga pun turut mendorong agar Jekek yang juga Bupati Wonogiri saat ini melanjutkan kepemimpinan pada 2020-2024.

Protes PT RUM, PCM Selogiri Wonogiri Siapkan Aksi Demo Besar-Besaran

Menurut dia, kader dan warga perlu lebih kuat mendorong Jekek. Pendukung bisa menyampaikan harapan-harapan kepada Jekek. Apabila itu dilakukan Jekek bisa mengetahui keinginan pendukungnya.

Namun, jika Jekek tak bersedia mencalonkan diri juga sementara secara kalkulasi politik Jekek memiliki peluang besar memenangi Pilkada Wonogiri tahun depan, DPP tak menutup kemungkinan akan bertindak.

Menurut dia, bisa saja DPP pada akhirnya memerintahkan Jekek sebagai kader partai menjadi cabup. Apabila DPP memberi perintah Jekek tak bisa berkelit lagi dan harus melaksanakannya.

“Kalau DPP sudah memerintahkan, siapa pun itu, kader partai harus melaksanakan. Tidak bisa tidak. Kalau nanti DPP memerintahkan Pak Joko Sutopo menjadi cabup, dia harus menjalankan,” kata Bambang melalui telepon.

Video Mesum Oknum Camat Bikin Geger, Bupati Wonogiri Minta Maaf

Dia tak mempermasalahkan warga turut mendorong DPP memberi perintah tersebut. Bambang menilai dorongan itu justru bisa menjadi pertimbangan DPP. Pada dasarnya DPP memberi perintah berdasar dinamika politik di daerah.

Sementara itu, Jekek kembali menegaskan dirinya belum tentu mencalonkan diri sebagai bupati pada Pilbup 2020 di hadapan 1.000-an warga Wonogiri saat acara pertemuan di pendapa rumah dinasnya kompleks Sekretariat Daerah (Setda), Jumat (29/11/2019).

Dia mengaku tak memiliki dana cukup untuk berkompetisi di pilkada. Biaya yang dibutuhkan sangat tinggi, yakni mencapai Rp30 miliar seperti yang disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, belum lama ini.

Setelah menyampaikan hal itu warga menyatakan siap patungan untuk membantu Jekek. Sikap Jekek tersebut berkebalikan dengan sikap tokoh di daerah lain di Soloraya.

Desain Baru Pasar Klewer Solo Timur Bikin Pedagang Puas, Sebagus Apa Sih?

Tokoh di daerah lain berbondong-bondong mencari simpati dan dukungan warga dengan harapan mereka memilihnya dalam pilkada tahun depan. Bahkan, ada yang berebut rekomendasi dari DPP partai agar bisa menjadi cabup dan cawabup.

Sebaliknya, Jekek justru tak bersedia mencalonkan diri meski pengurus dan kader partai mendorongnya dengan sangat kuat. Mereka menyatakan tak ada pilihan lain selain Jekek yang pantas dicalonkan sebagai cabup. Warga pun rela patungan dana untuk membantu Jekek.

Seperti diketahui, PDIP Wonogiri merupakan satu-satunya partai pemilik kursi parlemen yang dapat mengusung pasangan calon (paslon) secara mandiri. PDIP memiliki 28 dari 50 kursi DPRD Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya