SOLOPOS.COM - Inspektur Daerah Suharto (kanan) menjadi nayakapraja saat menghadiri rapat kabinet yang dipimpin Kanjeng Adipati Sukawati dalam adegan ketoprak humor yang diadakan di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Selasa (23/8/2016) malam. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ketoprak humor Sragen yang digelar Selasa (23/8/2016) malam di Alun-alun Sasana Langen Putra dimeriahkan para pejabat termasuk Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Solopos.com, SRAGEN – Musik gamelan bercampur dengan musik pop berkumandang di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen ketika para pemeran ketoprak humor menaiki panggung, Selasa (23/8/2016) malam.
Mereka mengenalkan satu per satu peran dan jabatan mereka dalam pekerjaan keseharian. Komandan Kodim 0725/Sragen Letkol (Inf) Denny Marantika berjalan dengan pakaian ala punggawa kadipaten bergelar tumenggung. Ia mengenalkan diri sebagai Tumenggung Tameng Yuda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pimpinan militer lainnya datang menyusul, seperti Komandan Yonif 408/Suhbrastha Letkol (Inf) Andy Bagus Diyan Arika dengan mengenalkan diri. Para pimpinan daerah juga turut mengenalkan diri, termasuk Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wakil Bupati Dedy Endriyatno. Seusai perkenalan, mereka menggelar sidang kabinet yang dipimpin Kanjeng Adipati Sukawati.

“Paman Patih, bagaimana keadaan di Kadipaten Sukawati?” tanya Adipati kepada Patih Reksapraja.

Dengan lantang, Patih Reksapraja yang diperankan Dedy Endriyatno menyampaikan kondisi Sukawati kondusif dan guyup rukun. Dia menyampaikan sisa-sisa pilkada [pemilihan kepala daerah] sudah tidak ada lagi.

Adipati tidak begitu saja percaya dengan penjelasan patihnya. Adipati pun meminta penjelasan Tumenggung Natapraja yang diperankan Sekretaris Daerah (Sekda) Tatag Prabawanto.

“Benar apa yang disampaikan Kanjeng Patih. Sukawati sudah aman dan tentram,” kata Tatag.

Adipati terkejut ketika melihat sosok bertubuh tinggi dan berkumis tipis. Adipati menyebut tokoh itu sebagai orang baru. Yuni bertanya “Kapolres kemana? Kok yang datang Wakapolres Sragen. Karena bagus ya tidak apa-apa,” ujar Yuni yang membikin tertawa penonton.

“Mohon izin, beliau Bapak Kapolres menghadap Kapolda Jateng yang kebetulan ada di Solo malam ini. Karena berhalangan, terpaksa saya yang mengganti. Meskipun tanpa latihan sedikit pun,” kata Wakapolres Sragen Kompol Danu Pamungkas Totok yang berperan sebagai Senopati Kridatama.

Tumenggung Tameng Yuda tak lepas dari pertanyaan Adipati. Begitu juga para nayaka praja, seperti Urusan Perizinan Tugiyono, Urusan Keuangan Untung Sugiharto, dan Urusan Pasar Heru Martono. Begitu sidang mau selesai, tiba-tiba ada yang mengingatkan tentang ketidakhadiran Tumenggung Dharma Negara.

Dua nayaka praja datang, Srandul dan Srandil. Dua orang itu menyampaikan kalau Tumenggung Dharma Negara mau berbuat makar karena tidak mau Kadipaten Sukawati dipimpin seorang perempuan. Adipati tidak percaya dan langsung meminta keduanya untuk mengklarifikasi ke Dharma Negara.

Di Katemenggungan Dharma Negara, sepasang pengantin baru sedang memadu kasih. Mereka tidak lain putra angkat Tumenggung Dhmar Negara yang baru selesai dinikahkan. Di sela-sela percakapan sejoli yang kocak itu, tiba-tiba Srandil dan Srandul datang menyampaikan kabar kalau orang tua mereka difitnah mau berbuat makar. Srandal yang dimainkan komedian Sragen Agus Kenthus ikut memanasi suasana.

Akhirnya, terjadi prahara di katemenggungan. Para abdi katemenggungan berniat protes ke kadipaten. Srandul dan Srandil membuat ontran-ontran di kadipaten tentang makar dari katemenggungan. Perang pun pecah.

Perang bisa dicegah setelah Adipati turun ke lapangan dan ternyata ditemukan biang kerok permasalahan berada di Srandul yang diperankan Camat Karangmalang Bambang Hallo.

“Pak Bambang ini kapan pensiunnya. Ooo Oktober! Kalau begitu mulai hari ini saya pensiun dini,” katanya.

Ketoprak humor yang berlangsung selama dua jam itu juga dimeriahkan para seniman Ketoprak Balekambang Solo. Adegan perang dengan seni silat pun diperagakan mereka. Aksi kocak dagelan Balekambang yang dipimpin Joleno juga membuat suasana Alun-alun menjadi cair. Celotehan Joleno dan dua dagelan Balekambang itu mampu mengocok perut penonton yang tak henti tertawa.

Hiburan rakyat itu ditutup dengan pentas musik dangdut dari Orkes Melayu Kendedes. Para anak muda langsung merapat ke depan panggung ketika nama Kendedes disebut pembawa acara. Seniman campurcari Didi Kempot urung hadir dalam kesempatan itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya