SOLOPOS.COM - Para pengunjung Car Free Sunday (CFS) Wonogiri menonton kesenian tradisional Reog Ponorogo di ujung timur Jalan Ir.Soekarno atau sebelah selatan Taman Tugu Pancasila, Minggu (26/6/2022). Para pengunjung antusias menonton Reog Ponorogo karena mereka telah lama tidak melihat pertunjukan khas Ponorogo itu akibat pandemi Covid-19. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pertunjukan Reog Ponorogo turut meramaikan Car Free Sunday (CFS) di Kota Wonogiri, Minggu (26/6/2022). Kesenian khas Ponorogo yang melibatkan anak-anak hingga dewasa itu menjadi pusat perhatian pengunjung CFS.

Pantauan Solopos.com, sebelum pertunjukan reog dimulai, para pengunjung sudah banyak yang mendatangi tempat pertunjukan di sebelah Taman Tugu 45. Mereka mengitari peralatan-peralatan reog.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Anak-anak, remaja, hingga dewasa turut menunggu pertunjukan yang dibawakan kelompok Reog Ponorogo Batara Jalu Wono asal Wonogiri tersebut. Pertunjukan berlangsung lebih kurang satu setengah jam.

Selama pertunjukan, sejumlah pengunjung tak henti-hentinya mengarahkan kamera gawai mereka untuk mengabadikan kesenian tradisional itu. Jathilan dan Barongan yang diperankan anak-anak kecil mengawali pertunjukan pagi itu.

Mereka tampak semangat dan luwes memeragakan beberapa atraksi. Kemudian dilanjutkan pemain-pemain dewasa yang mengundang decak kagum para penonton.

Baca Juga: CFS Dibuka Minggu 26 Juni 2022, UMKM Wonogiri Sambut Gembira

Ketua kelompok Reog Ponorogo Batara Jalu Wono, Isnarto Utomo, mengatakan kelompoknya baru kali pertama tampil pada CFS Wonogiri. Pihaknya diundang para pemuda untuk turut memeriahkan CFS yang kali pertama diadakan setelah dua tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Dia sangat senang karena turut dilibatkan dalam CFS untuk menghibur masyarakat. Terlebih, selama pandemi, kelompoknya sama sekali tidak pernah tampil.

“Kami sangat bahagia turut dilibatkan di sini. Kreativitas kami terwadahi di CFS ini. Selain kesenian reog, kemungkinan akan ada kesenian-kesenian lain yang akan tampil di sini pada CFS yang akan datang,” kata Isnarto saat dijumpai Solopos.com selepas acara.

Isnarto dan kelompoknya berharap kreativitas mereka bisa terus diwadahi di acara-acara publik seperti CFS. Dengan cara seperti itu, mereka dapat mengembangkan bakat dan kreatifitas serta melatih mental anak-anak kecil unjuk bakat sekaligus mengenalkan kesenian reog pada generasi muda.

Baca Juga: Serunya CFS Wonogiri, Pengunjung hingga Bakul Tengkleng Semuanya Girang

“Karena apa? Selama kami vakum tidak ada kegiatan kesenian, banyak anak-anak yang hilang jalan. Mereka mengubah jalur, misalnya banyak yang main telepon pintar dan sebagainya. Hal itu karena kreativitas mereka tidak diwadahi dengan baik. Mereka menjadi malas kalau mau berkesenian,” ucap dia.

Personel kelompok Reog Ponorogo Batara Jalu Wono diikuti berbagai usia. Mulai empat tahun sampai 35 tahun.

Setiap kelompok umur diberi ruang untuk menampilkan bakat mereka. Misalnya, usia anak-anak tampil pada awal pertunjukan. Kemudian dilanjutkan usia remaja dan terakhir usia dewasa.

“Masing-masing sudah ada porsinya,” imbuh Isnarto.

Baca Juga: CFS Wonogiri Kembali Digelar, Ini Potret Ribuan Warga Tumpah ke Jalan

Salah satu penonton, Hari Setiawan, mengaku sangat terhibur dengan pertunjukan Reog Ponogoro tersebut. Sebelum pertunjukan dimulai, dia sudah terlebih dahulu menunggu di pinggir jalan sembari memakan jajajan yang dibeli pada pedagang CFS.

Terakhir, Hari menonton pertunjukan reog saat sebelum pandemi. Sehingga ia begitu antusias menonton kesenian tradisional tersebut.

“Sudah lama tidak ada tontonan seperti ini. Kebetulan di CFS ada, ya sudah saya nonton sekalian. Awalnya enggak tahu kalau bakalan ada pertunjukan reog. Tapi waktu jalan ke sini dari alun-alun, ternyata ada ini. Seneng banget,” ungkap Hari.

Tokoh pemuda Karang Taruna Gardu, Giripurwo, Wonogiri, Supar, menjelaskan pihaknya sengaja mengundang kelompok Reog Ponorogo guna menghibur para pengunjung CFS. Selain itu, agar para pedagang yang berada di ujung timur jalan Ir. Soekarno bisa ramai seperti di tengah atau alun-alun.

Baca Juga: CFS Wonogiri Pagi Ini Ditiadakan untuk Pawai Pembangunan

Hal itu mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, pedagang CFS paling timur kerap sepi pengunjung.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pegiat-pagiat kesenian di Wonogiri. Mereka sudah banyak yang menawarkan tampil di CFS. Jadi nanti, para pegiat seni itu tampil dengan sistem rolling atau bergantian setiap Minggu. Misalnya saat ini reog, ke depan bisa kesenian lain,” jelas Supar.

Dia menambahkan, seharusnya pada CFS kali pertama ini, ada penampilan dari grup band Reggae Wonogiri. Tetapi rencana itu dibatalkan karena membeludaknya pengunjung sehingga tidak ada ruang.



Terlebih, CFS ini belum terkonsep sesuai rencana yang akan terbagi tiga zona, yaitu komunitas, kreativitas, dan pedagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya