SOLOPOS.COM - Jatisari Edu Park di Dusun Tanduran, Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Rencananya, Jatisari Edu Park akan dibuka, 28 Mei 2022. (Solopos.com/Muhammad D. Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Desa (Pemdes) Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri membangun Jatisari Edu Park. Objek wisata tersebut berada di Dusun Tanduran RT 004/RW 003, Desa Jatisari.

Kepala Desa (Kades) Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Teguh Subroto, mengatakan Jatisari Edu Park merupakan konsep wisata edukasi pertanian porang, padi, dan tanaman hortikultura.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kelak agroeduwisata yang saat ini berdiri di lahan seluas lebih kurang tiga hektare (ha) itu bisa menerima wisatawan dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa.

Rencananya, Jatisari Edu Park dibuka secara resmi, 28 Mei 2022. Tiket yang akan dijual berupa paketan dan per orang. Satu paket yang terdiri ibu dan anak senilai Rp85.000. Sementara, tiket per orang senilai Rp50.000.

Jatisari Edu Park juga menyediakan berbagai wahana outbond bagi anak-anak. Wahana yang disediakan seperti jembatan goyang, ban untuk melompat, merayap, merangkak, meyeimbangkan tubuh, memanjat dinding, dan berbagai wahana lain melatih motorik anak-anak.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Wonogiri Ini Hasilkan Rp666 Juta saat Momen Lebaran

Di Jatisari Edu Park dilengkapi dengan saung di tengah persawahan. Di sebelah timur saung terdapat tanaman porang. Di sebelah barat saung terdapat tanaman padi yang masih hijau.

“Anak-anak, konsepnya itu belajar sambil bermain. Anak-anak bisa belajar pertanian, mulai dari menanam, merawat, hingga memanen. Di lain sisi, bisa bermain di wahana yang kami sediakan agar mereka tidak merasa bosan. Inilah yang bisa kami kerjakan. Kami memanfaatkan apa yang ada,” kata Teguh Subroto, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (14/5/2022).

Meski masih dalam tahap pembangunan, sejumlah sekolah antusias dan sudah memesan jadwal berkunjung ke Jatisari Edu Park. Konsep yang ditawarkan sesuai dan sinkron dengan kurikulum sekolah merdeka yang sebentar lagi akan diterapkan di sekolah-sekolah di Wonogiri.

Menimba Ilmu

Ide agroeduwisata yang sedang digarap berawal dari seringnya orang yang datang ke Jatisari untuk belajar menanam porang. Hampir setiap hari, orang dari berbagai wilayah di Indonesia kerap datang menimba ilmu kepada Teguh belajar tentang porang.

Baca Juga: Deretan Pantai Cantik Wonogiri, dari Sembukan hingga Dadapan

Tidak hanya petani, berbagai kalangan seperti mahasiswa, dosen, peneliti, dan lembaga pertanian pun kerap datang kepadanya. Dari sana, ia mencoba membuat wisata edukasi pertanian agar orang-orang yang datang kepadanya dapat belajar di Jatisari Edu Park.

“Tapi yang jauh lebih penting, tujuan dibangunnya Jatisari Edu Park ini adalah pemberdayaan masyarakat. Kami melibatkan masyarakat lokal agar mereka itu merasa diajak dan memiliki Jatisari Edu Park. Siapa pun masyarakat lokal yang mau berinvestasi di sini, dipersilakan. Kami membuka lebar. Tidak harus dalam betuk uang tapi juga barang,” kata Teguh yang juga menjadi Dewan Penasihat Petani Penggiatan Porang Nusantara (P3N) cabang Wonogiri itu.

Teguh mengatakan pembangunan sejumlah saung di kompleks Jatisari Edu Park tak ada satu pun yang menggunakan uang. Sebaliknya, pembangunan saung itu memanfaatkan bahan bekas milik warga di Jatisari. Pun tanaman bunga yang ada di tepi-tepi jalan adalah investasi dari masyarakat lokal.

“Barang-barang dari masyarakat kami hitung. Misalnya, kayu dari grajen senilai Rp15 juta. Ya itulah invenstasi dari pemilik grajen. Jadi inventasi yang diberikan tidak harus dalam bentuk uang. Nanti keuntungannya dibagi sesuai dengan nilai investasi mereka,” jelas dia.

Baca Juga: Ini Wisata Baru di Wonogiri yang Layak Dikunjungi saat Libur Lebaran

Teguh mengatakan investor hanya berasal dari warga Jatisari. Warga di laur Jatisari tak dapat menjadi investor dalam pembangunan Jatisari Edu Park meski banyak orang luar desa yang ingin berinvestasi.

Jatisari Edu Park diharapkan dapat mengurangi angka pengagguran di Desa Jatisari. Proyek tersebut melibatkan banyak orang. Kelak, ibu-ibu di sekitar Tanduran akan dilibatkan agar bisa berjualan di Jatisari Edu Park. Sedangkan para pemuda bisa berkontribusi sebagai pengelola.

Bekas Kaum Boro

“Sebagian besar para pekerja di sini merupakan bekas kaum boro. Mereka kami tarik dan ajak untuk bekerja di desa. Sekitar 15 orang yang bekerja untuk merawat porang itu dulunya perantau. Sekarang alhamdulillah sudah bisa bekerja di sini,” ungkap Teguh.

Salah seorang pekerja, Parno, mengamini hal tersebut. Ia bekerja merawat porang seluas tiga ha di Jatisari Edu Park.

Baca Juga: Ini Rincian Pendapatan di 5 Destinasi Wisata Wonogiri saat Lebaran 2022

“Senang. Bersyukur bisa kerja di rumah. Upah juga lumayan banyak. Sehari senilai Rp100.000. Enak kerja di kampung dekat dengan keluarga,” kata Parno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya