SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan kepala dusun. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI — Calon kepala desa (cakades) petahana di pemilihan kepala desa (pilkades) serentak Wonogiri tahun 2022 bakal ditantang orang-orang terdekat di lingkungan keluarganya sendiri. Selain istri, terdapat juga adik kandung yang akan menantang cakades petahana di Wonogiri.

Camat Eromoko, Danang Erawanto, mengatakan dua cakades di wilayahnya, yakni Desa Baleharjo merupakan pasangan suami istri (pasutri). Sulino merupakan cakades petahana. Sedangkan Wijiatun merupakan istri sekaligus penantang Sulino di pilkades Baleharjo tahun ini. Keduanya tinggal di Dusun Prambe RT 002/RW 003, Desa Baleharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mayoritas warga desa memang mendorong Sulino mendaftar lagi jadi Kades. Tapi tidak ada warga selain Sulino yang mendaftar sebagai lawan. Sedangkan berdasar peraturan, pilkades baru bisa berjalan minimal kalau sudah ada dua calon yang maju,” ucapnya kepada Solopos.com, Selasa (15/11/2022).

Dikonfirmasi terpisah, Sulino mengakui dirinya sengaja meminta istrinya mendaftar sebagai cakades lantaran tak ada warga lain yang mendaftar. Ia menjelaskan, mulanya mendaftarkan diri sebagai cakades sekitar tiga hari sebelum penutupan tahap pendaftaran pilkades.

“Saya sudah daftar dan saya tunggu ternyata enggak ada yang daftar lagi. Jadi di hari terakhir pendaftaran, istri saya mendaftar sebagai cakades. Dalam peraturan, pilkades tidak bisa dijalankan hanya satu orang calon. Meski begitu, kami akan tetap melalui prosedur pilkades yang sudah dibuat,” kata Sulino kepada Solopos.com, Selasa.

Baca Juga: Bakal Seru! Bendahara Desa Tantang Kades di Pilkades Keloran Wonogiri

Terpisah, di Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, cakades petahana desa setempat, Tarno akan ditantang saudaranya sendiri, Rini Puspitasari. Camat Bulukerto, Juariah, mengatakan bahwa Rini Puspitasari adalah adik kandung Tarno.

“Sehubungan dengan hari terakhir pendaftaran tidak ada cakades yang mendaftar sebagai penantang Tarno, adik kandung Pak Tarno yaitu Rini diminta mendaftar,” jelasnya, Selasa.

Menurut Juariah, minimnya peminat warga Geneng menandingi Tarno lantaran kepemimpinannya selama menjadi Kades Geneng realtif bagus. Warga Geneng beranggapan belum ada calon lain yang lebih baik dari Tarno.

“Pak Tarno ini sudah menjadi Kades Geneng selama dua periode. Selama itu pula warga Geneng beranggapan bahwa kepemimpinan Pak Tarno bagus. Jadi diminta melanjutkan saja sampai periodenya berakhir. Setelah itu baru muncul kompetisi,” tuturnya.

Baca Juga: Pilkades Serentak di Wonogiri, Polisi Petakan Desa Rawan Konflik

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Wonogiri, Antonius Purnama Adi, mengatakan, praktik cakades petahana melawan istri atau saudara kandung di pilkades serentak tak melanggar aturan. Minimnya penantang cakades petahanan biasanya disebabkan warga desa setempat memiliki kepercayaan lebih terhadap kepemimpinan kades petahana.

Lantaran semasa kepemimpinannya diterima warga, kades petahana justru didorong warga agar maju lagi di pilkades. Hal itu menyebabkan tak ada warga lain yang ingin mendaftar sebagai pesaing kades petahana. Faktor lainnya, lanjut Anton, yakni jabatan kades di Wonogiri tak terlalu menguntungkan.

“Penghasilan tetapnya setiap bulan hanya Rp4,5 juta. Selebihnya bergantung pada pendapatan masing-masing desa. Bedanya dari daerah lain, seperti Klaten atau Sragen, di sana tanahnya lebih subur. Sedangkan di Wonogiri tanahnya gersang. Kalau tanah bengkok dilelang harganya murah atau bahkan enggak laku,” kata Anton, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya