SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA: Kabupaten Bantul masih unggul sebagai wilayah dengan persentase ketidaklulusan terendah UAN SMA/SMK, sementara Kabupaten Kulonprogo menjadi juru kunci.

Adapun, 98 siswa SMA/SMK dari 41.700 peserta Ujian Akhir Nasional (UAN) di Provinsi DIY dinyatakan tidak lulus. Data Disdikpora DIY menunjukkan siswa SMA yang tidak lulus sekitar 0,79% dan 0,22 % untuk siswa SMK.
 
Jika ditotal, angka ketidaklulusan siswa SMA/SMK tahun ini 1%. Dengan begitu, angka ketidaklulusan tahun ini menurun 500% dibanding tahun lalu, yakni 5,3%.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemprov DIY, Baskara Aji mengatakan ketidaklulusan disebabkan peserta UAN tidak mampu memenuhi nilai akhir yang didapat dari gabungan nilai UAN dan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS).

“Kami masih menganalisa penyebab utama ketidaklulusan apakah karena nilai UAN siswa yang jatuh atau nilai UAS,” kata dia, di kantor Disdikpora DIY, Minggu (15/5).

Menurut Aji persentase angka ketidaklulusan menurun karena formula penghitungan kelulusan tahun ini lebih akomodatif dan menguntungkan siswa. Formula ini berbeda dengan penghitungan kelulusan UAN tahun lalu yang menggunakan nilai UAN untuk memveto kelulusan siswa. Selain itu, hasil evaluasi menunjukkan sekolah di DIY jauh lebih siap menghadapi UAN.

Di DIY, ujar Baskara hampir 100% siswa peserta UAN lulus 100%. Hanya satu sekolah yang siswanya tidak lulus 100% untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Untuk 30 peserta UAN dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) lulus 100%.

Sekolah optimistis

Dihubungi tadi malam, Humas SMAN 1 Jogja, Andar Rudjito mengaku optimistis siswanya lulus 100%. Bahkan dengan sistem penilaian kelulusan yang berbeda dengan tahun kemarin [hanya menggunakan hasil UAN], kini nilai rata-rata kelulusan dapat meningkat.

“Kami yakin siswa kami dapat lulus 100 persen, apalagi sekarang kan sistem penilaiannya juga lain tidak saja mengandalkan hasil UAN tapi juga ada penilaian sekolah itu berarti nilai rata ratanya bisa bertambah,” kata dia.
Di samping persoalan sistem penilaian yang cenderung menguntungkan siswa, persiapan menghadapi UAN menurut Andar juga dilakukan secara lebih matang dibanding persiapan tahun sebelumnya.

Paling jujur
Provinsi DIY, lanjut Baskara Aji mendapatkan predikat sebagai daerah yang paling jujur dalam menyelenggarakan UAN tahun ini. Parameter kejujuran dilihat dari analisa siswa saat menjawab soal dan pola pengawasan UAN. Apalagi, hingga pengumuman UAN, Disdikpora belum mendapat laporan pengaduan tentang kecurangan.
Berdasarkan komposisi angka ketidaklulusan untuk jenjang SMA, Kabupaten Kulonprogo menempati urutan teratas, yakni sebesar 1,26%.

Untuk jenjang SMK, Kota Jogja paling banyak menyumbang angka ketidaklulusan 0,31%. Sementara Kabupaten Bantul kembali menyumbang angka kelulusan tertinggi.

Disdikpora akan mengumumkan hasil kelulusan UAN secara serentak di semua SMA/SMK/MA seluruh Provinsi DIY hari ini, pukul 10.00 WIB. Pihaknya mengimbau sekolah memberikan hasil kelulusan kepada orangtua siswa guna mengantisipasi perayaan kelulusan yang berlebihan.

Karena scanner
Dari Gunungkidul dilaporkan, kendati menempati peringkat kedua di bawah Bantul, namun masih diwarnai dengan  dampak buruk dari scanner LJK komputer. Hal itu menimpa salah satu siswa di SMKN 1 Wonosari.

Di sekolah itu terdapat satu siswa yang tidak lulus diduga akibat scanner tidak bisa menerima LJK komputer, sehingga mata pelajaran Bahasa Inggris mendapat nilai 0.25.

Kepala Seksi Kurikulum Bidang Menengah, Disdikpora Gunungkidul, Ali Ridlo, membenarkan jika di SMK N 1 Wonosari terdapat satu siswa tidak lulus.

Ia menjelaskan, ketidaklulusan siswa tersebut disebabkan oleh Lembar Jawaban Komputer (LJK) UAN yang tidak bisa diterima oleh komputer. “Kalau 0.25 itu berarti sama dengan hanya mengerjakan satu soal, makanya baru dilakukan penelusuran” terang dia.

Pihaknya sudah melakukan konfirmasi ke UNY selaku pemindai lembar jawaban. Akan tetapi masih menemui kendala lantaran kunci jawaban sudah diserahkan ke pusat. Ali Ridlo berharap kebijaksanaan dari Disdikpora Provinsi untuk dapat membantu agar siswa tidak lulus mendapatkan kepastian penyebabnya. Karena siswa yang namanya dirahasiakan itu tergolong pandai di sekolah dan tidak memungkinkan jika mendapatkan nilai 0.25.

Angka kepribadian
Sementara itu Disdikpora menyebutkan angka ketidaklulusan peserta UAN kemungkinan akan bertambah karena sekolah menggunakan nilai kepribadian siswa sebagai tolak ukur kelulusan.

Menurut Baskara Aji, nilai kepribadian atau akhlak bisa menjadi pertimbangan sekolah untuk menentukan kelulusan karena keberhasilan pendidikan tidak hanya mengacu pada kemampuan kognitif.

“Bisa saja sekolah tidak meluluskan karena nilai kepribadian siswa tidak memenuhi standar yang ditetapkan sekolah,” kata dia, Minggu (15/5).

Formula penghitungan kelulusan UAN yang berubah tahun ini ditengarai menyebabkan tingginya angka kelulusan. Penghitungan kelulusan dengan menggabungkan UAS dan UAN menguntungkan siswa.

Kepala SMAN 10 Jogja, Timbul Mulyono menyebutkan sekolah menggunakan nilai kepribadian sebagai komponen penilaian rapor siswa sejak semester satu.

“Siswa sejak semester 1 harus berkelakuan baik. Kami jadikan prasyarat saat siswa mengikuti UAS maupun UAN,” kata dia.(Harian Jogja/ Shinta Maharani, Sunartono dan Rina Wijayanti)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya