SOLOPOS.COM - Ilustrasi nakes Corona. (Detik.com/Getty Images/iStockphoto)

Solopos.com, JOGJA — Ketersediaan kamar pasien Covid-19 di Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta dilaporkan kritis. Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan bed occupancy rate atau BOR untuk kamar ICU pasien Covid-19 sudah mencapai 85% terpakai, sedangkan ruang isolasi terisi 69% dan selter terpakai 84%.

Saat ini, di Jogja, sedang dilakukan perbaikan 12 kamar selter agar bisa dimanfaatkan sebagai kamar pasien Covid-19. “Ini masih mencukupi, tetapi mengkhawatirkan juga,” ucapnya, Sabtu (19/6/2021).

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan, kata Heroe, karena sebagai Ibu Kota Provinsi terdapat banyak rumah sakit sehingga menjadi pusat rujukan di daerah lain, maka harus menanggung lonjakan dari wilayah atau daerah lain. “Kota Yogyakarta ada delapan rumah sakit yang menjadi rawat inap bagi pasien Covid-19,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Serapan Anggaran Minim, Tak Usah Tambah Anggaran KPK!

Heroe mengimbau kepada masyarakat di Kota Yogyakarta agar membatasi mobilitasnya, jika terpaksa harus bepergian harus melengkapi diri dengan surat kesehatan. Sebaliknya upaya menjaga prokes dan pengurangan pergerakan yang dilakukan warga Kota Yogyakarta juga bisa dijalankan pula oleh para wisatawan atau pekerja yang masuk di Kota Yogyakarta.

“Kami membuka siapa pun bisa datang ke Yogyakarta, selama sehat disertai surat sehat dan menjalankan prokes Covid 19,” ujarnya.

Heroe menyatakan semua pihak perlu menjadikan pengalaman saat penanganan di tahun lalu, sejak Agustus sampai Desember 2020 dan Januari 2021. Saat itu dilakukan secara ketat terhadap penerapan prokes, maka kasus landai dan kesehatan terjaga. Tetapi menurutnya ekonomi sedikit tertahan.

Kenang Awal 2021

Tetapi ketika aktivitas masyarakat dibuka secara pelan, ekonomi perlahan meningkat dan diikuti dengan kasus infeksinya meningkat pula. Kemudian kembali di rem sejak awal 2021 dan kasus melandai.

“Tetapi saat ini, ketika aktivitas sudah meningkat, otomatis ekonomi juga meningkat, makanya harus kita jaga agar kasus infeksinya tidak ikut naik. Dan itu hanya bisa dilakukan jika kita semua menjalankan prokes dengan tertib dan sungguh-sungguh. Sebab kalau kasus meningkat lagi, maka rem akan di lepas. Ini tidak akan pernah selesai,” ujarnya.

Diingatkannya tanpa kesehatan yang mumpuni Jogja tidak bisa memulihkan ekonomi. “Kita harus menyelesaikan. Kita harus menghentikan. Ya kebangkitan dan pemulihan ekonomi hanya akan terjadi jika semua pihak terlibat aktif dan sungguh menjalankan prokes dengan benar,” katanya lagi.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya