SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kerja Indonesia (JIBI/Solopos/Dok.)

Hanya keterserapan masih terbilang minim dari jumlah peserta yang mengikuti pelatihan keterampilan.

Harianjogja.com, SLEMAN-
Penyerapan tenagakerja peserta pelatihan Balai Latihan Kerja (BLK) Sleman masih minim. Angka penyerapan hanya mencapai 46% saja. Padahal setiap tahun Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman membuka pelatihan kerja bagi para pencari kerja. di Balai Latihan Kerja (BLK) Sleman. Hanya keterserapan masih terbilang minim dari jumlah peserta yang mengikuti pelatihan keterampilan.

Menurut Kepala BLK Sleman, Suyamto, setiap tahun rata-rata BLK membuka puluhan paket pelatihan seperti kejuruan sepeda motor, mobil bensin, instalasi penerangan, las listrik, dan operator komputer. Dari jumlah tersebut, rata-rata setiap paket hanya diikuti oleh 16 peserta. “Meski BLK memberikan secara gratis, tetapi masyarakat lebih berminat mengikuti pelatihan yang digelar di luar BLK. Ini persaingan juga, seperti teknologi mekanik, otomotif dan listrik,” jelas Suyamto, Jumat (22/7/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tahun ini, BLK Sleman kembali membuka pelatihan keterampilan untuk berbagai bidang kejuruan Angkatan IV. Pelatihan tersebut diselenggarakan mulai 1 Agustus hingga 13 September 2016. Pendaftaran pelatihan Angkatan IV tersebut dibuka hingga 27 Juli mendatang. Kuota peserta sebanyak 80 peserta tersebut akan diseleksi pada 28 Juli mendatang. Suyamto sendiri mengaku tidak tahu persis alasan peserta pelatihan keterampilan dari kejuruan minim. “Kalau pun ada, justru yang diminati tata rias rambut maupun tata rias pengantin,” katanya.

Tahun ini, kata Suyamto, Disnakersos membuka 94 paket untuk angkatan I hingga VI. Jumlah paket yang disediakan lebih banyak dari tahun lalu yang berjumlah 81 paket. Pihaknya berharap, penambahan jumlah paket tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan. “Ya kami berharap peserta yang ikut pelatihan bisa lebih meningkat. Mereka bisa mengambil materi sesuai kompetensinya, seperti bangunan, aneka kejuruan, tata niaga dan pertanian,” katanya.

Dia mengakui, selama ini keterserapan peserta pelatihan di lapangan kerja baru mencapai 46%. Jumlah tersebut dinilai masih rendah. Apalagi saat ini era masyarakat ekonomi Asean (MEA) sudah diberlakukan. Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pencari kerja. “Di BLK, mereka dilatih sesuai dengan kompetensi masing-masing peserta. Baik untuk masuk dunia kerja ataupun pengembangan usaha secara mandiri. Kami juga mengeluarkan sertifikat sesuai kompetensi peserta dalam menghadapi MEA,” tandasnya.

Salah seorang peserta pelatihan BLK, Moh. Catur mengatakan, keikutsertaan pelatihan di BLK akan menjadi modal untuk wirausaha. Saat ini, dia tengah mengikuti pelatihan tata rias rambut dan wajah. Selama pelatihan, dia mengaku mendapatkan banyak metode pembelajaran baik teori maupun praktek.

“Selama dua bulan, ada 30 kali pertemuan. Saat ini saya sedang mengikuti uji kompetensi. Selama pelatihan tidak dipungut biaya. Ke depan, saya ingin membuka usaha salon sendiri,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya