SOLOPOS.COM - Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (1/6/2022). (Antaranews.com)

Solopos.com, JAKARTA – Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tak melirik Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Padahal nama Prabowo Subianto yang juga Ketum Partai Gerindra itu selalu di tiga besar capres hasil survei.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Prabowo bersaing ketat dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Menariknya saat Prabowo tak dilirik Nasdem, Ganjar dan Anies masuk dalam bursa capres hasil rekomendasi dari rapat kerja nasional partai tersebut.

Baca Juga: Ketum Nasdem Buka Peluang Koalisi dengan Partai Gerindra

Tak diliriknya Prabowo juga menjadi tanda tanya besar. Pasalnya, Ketum Partai Nasdem Surya Paloh sempat bertemu Prabowo pada 1 Juni 2022 lalu.

Pertemuan tersebut digelar di di Nasdem Tower Jakarta.

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, yang mengikuti pertemuan Prabowo dan Surya Paloh mengatakan bertemunya dua tokoh partai politik itu tak cuma membicarakan tentang koalisi, pemilihan presiden pada 2024, dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Juga: Kandidat Capres Nasdem: Anies, Ganjar dan Andika Perkasa

”Pemilu itu kan politik rendah, low politics. Mereka berdua lebih banyak membicarakan politik tinggi, high politics, tentang keberlanjutan bangsa dan negara,” kata Willy, 2 Juni 2022.

Politik rendah adalah politik yang cenderung hanya memikirkan upaya memperoleh dan mempertahankan kekuasaan serta mencapai kepentingan pribadi atau kelompok tanpa memperhatikan aspek moralitas dalam langkah-langkahnya.

Politik tinggi atau politik adiluhung adalah politik yang berdimensi moral etis. Politik yang mengedepankan perjuangan memerangi ketidakadilan serta mewujudkan kesejahteraan umum. Politik adiluhung tidak sekadar merebut dan mempertahankan kekuasaan.

Baca Juga: Nasdem Cari Hari Baik untuk Pilih Anies, Ganjar atau Andika Perkasa

Willy mengemukakan itu dalam gelar wicara Satu Meja the Forum yang disiarkan langsung Kompas TV pada Rabu (1/6/2022) malam.

Menurut Willy, Prabowo dan Surya Paloh sepakat ada banyak urusan kebangsaan yang membutuhkan perhatian bersama daripada sekadar membangun koalisi untuk pemilihan presiden pada 2024.

Mereka berdua juga sepakat bahwa pemilu adalah proses politik rutin setiap lima tahun sekali. Tidak selayaknya seluruh sumber daya politik hanya dihimpun dan dikerahkan untuk urusan Pemilu 2024 atau pemilihan presiden pada 2024.

Baca Juga: Prabowo Satu-Satunya Capres Gerindra, Deklarasi Dalam Waktu Dekat

”Yang lebih penting adalah apa dan bagaimana setelah pemilu. Itulah yang lebih banyak dibicarakan dua tokoh politik itu,” kata Willy.

Ihwal isu bahwa pertemuan Prabowo dan Surya Paloh juga bertujuan menyatukan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pada pemilihan presiden pada 2024, Willy mengatakan urusan calon presiden sebenarnya juga merupakan low politics.

Willy mengatakan Surya Paloh punya pemikiran untuk mendukung dan mewujudkan terlaksananya Pemilu 2024 yang menyenangkan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Kecil Kemungkinan Koalisi NasDem dan Gerindra, Begini Analisisnya

Pengalaman polarisasi dan keterbelahan masyarakat sebagai dampak pemilu sebelumnya menjadi bahan diskusi dua tokoh partai politik tersebut.

“Saya rasa Pak Prabowo juga punya pemikiran sama. Itulah high politics, politik untuk kebaikan bersama. Bukan sekadar politik untuk memperebutkan kekuasaan yang hanya lima tahun sekali,” kata Willy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya