SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan pondok pesantren (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Salah satu pondok pesantren (ponpes) di Karanganyar, Isy Karima, bersiap menerapkan protokol kesehatan seiring rencana ponpes itu menerima siswa kembali.

Pengelola Isy Karima Karanganyar memulainya dengan karantina siswa yang baru datang. Karantina dibatasi untuk 100 siswa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Siswa yang akan masuk ponpes pun tak bisa sembarang. Mereka haruslah yang sudah mengantongi surat keterangan sehat misalnya surat hasil rapid test yang menyatakan nonreaktif.

TSTJ Solo Mulai Buka 19 Juni, Tutup Setiap Jumat Kecuali Besok

Ponpes Isy Karima yang berada di Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, menyelenggarakan pendidikan formal. Ketua Umum Yayasan Sosial dan Pendidikan Islam Isy Karima, Syihabuddin, menyampaikan pihaknya mengikuti aturan pemerintah perihal penyelenggaraan pendidikan.

"Pendidikan relatif bisa diatur. Misal saja 1 Juli pembukaan, kami mungkin sebelumnya sudah mulai sistem karantina. Misalnya unit Aliyah karantina dulu 100 orang. Tes [kesehatan] oke, baru masuk. [Kemudian] 100 lagi tingkatan SMP, aman masuk lagi. [Santri] kami kan dari seluruh Indonesia," ujar dia saat berbincang dengan wartawan di Karanganyar, Selasa (16/6/2020).

Giliran Puluhan Anggota PKK Sukoharjo Jalani Tes Cepat Covid-19, Bagaimana Hasilnya?

Syihabuddin menyebut jumlah santri di Ponpes Isy Karima Karanganyar mencapai seribuan orang. Mereka berasal dari berbagai wilayah Indonesia dari bagian timur hingga bagian barat, bahkan dari luar negeri.

Protokol Kesehatan Ketat

Ponpes tersebut akan memberlakukan protokol kesehatan ketat saat menerima santri kembali. Dia mencontohkan setiap siswa harus berbekal surat keterangan sehat dari wilayah masing-masing untuk bisa masuk ke Ponpes Isy Karima.

"Kami merawat orang banyak. Ya semua harus ada prosedur. Pondok ya ngono kae. Alhamdulillah tidak ada apa-apa. Covid-19 itu ada tapi jangan weden-weden. Yang penting yakin kepada Allah," ujarnya.

New Normal Dimulai, Pendaftar Cerai di Sragen Melonjak

Pengelola Ponpes Isy Karima mempersilakan santrinya pulang ke rumah masing-masing sejak awal pandemi Covid-19 atau pada Februari 2020.

Mereka menawarkan kepada orang tua dan wali murid apakah akan memulangkan anak-anak atau membiarkan di ponpes. Hasilnya, menurut Syihabuddin, 75% orang tua menghendaki anak-anak di ponpes.

"Kami putuskan mengembalikan mereka ke rumah masing-masing karena berisiko. Kecuali anak-anak yang rumahnya berapa di zona merah Covid-19. Seperti Sumatera, Jabodetabek, dan lain-lain. Ada 50 orang. Kami pantau mereka, Alhamdulillah sehat dan selamat, aman," imbuh dia.

Data Covid-19 Indonesia 18 Juni: Positif Bertambah 1.331 Jadi 42.762

Sebelumnya, Plt. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karanganyar, Wiharso, mengakui tak mudah bagi ponpes menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Terlebih santri berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Menurut Wiharso, sejumlah stakeholders terkait dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar terlibat dalam upaya penerapan protokol kesehatan.

"Misal saja BPBD membantu menyemprotkan disinfektan. Puskesmas memfasilitasi pengecekan suhu tubuh saat masuk lingkungan ponpes. Sebetulnya ponpes sudah punya protokol kesehatan yang lebih ketat. Tetapi kami tetap mengingatkan pengelola ponpes menerapkan protokol kesehatan selama berada di asrama," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya