SOLOPOS.COM - Seorang sukarelawan mencuci tangan dengan sabut sebelum masuk aula yang menjadi tempat pengungsian warga lereng Merapi, Desa Klakah, Boyolali, Rabu (11/11/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemerintah desa di Boyolali yang masuk wilayah rawan bahaya erupsi Gunung Merapi menerapkan protokol kesehatan ketat di lokasi pengungsian.

Hal itu terkait ancaman bahaya Merapi yang terjadi bersamaan dengan masa pandemi Covid-19. Kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kebutuhan mutlak untuk mencegah penularan virus SARS CoV-2.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga tetap harus mengenakan masker, menjaga jarak, dan sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Maling Bacok Korban Saat Tepergok Nyolong Burung Di Jebres Solo

Kepala Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Marwoto, mengatakan lokasi pengungsian sementara atau TPPS warga wilayah rawan bahaya erupsi Merapi telah ia siapkan.

Penyiapan lokasi pengungsian itu dengan memperhatikan protokol kesehatan. Lokasi tempat istirahat pengungsi dalam aula dilengkapi sekat dari tripleks. Hal itu untuk menjaga physical distancing atau jarak antarorang.

Satu petak ukuran 2 meter x 3 meter maksimal untuk empat orang satu keluarga. Pada pintu masuk aula juga ada tempat cuci tangan dengan sabun.

Tabungan Ramadan Bikin 203 Pedagang Pasar Kembang Solo Kehilangan Uang Rp500 Juta, Begini Kronologinya

Harus Steril

“Warga juga akan kami beri masker. Sedangkan pengunjung dari luar juga harus steril dulu,” katanya kepada Solopos.com mengenai penyiapan lokasi pengungsian warga daerah rawan bencara Merapi Boyolali, Rabu (11/11/2020).

Camat Selo, Joko Prihanto, mengatakan kesiapan lokasi pengungsian warga lereng Gunung Merapi wajib tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Dengan begitu ia berharap selain aman dari musibah gunung berapi, tinggal dalam lokasi pengungsian juga aman dari sisi kesehatan terutama penularan Covid-19.

Sekeluarga Meninggal Termasuk Pengantin Baru, DKK Sragen Belum Sebut Klaster Hajatan

Selain Desa Klakah, tempat pengungsian warga lereng Merapi Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, juga menggunakan model sekat. Lokasi itu saat ini menampung 133 warga yang mengungsi.

Sejak status aktivitas Gunung Merapi meningkat menjadi siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020), warga lereng Gunung Merapi, terutama dari kawasan rawan bencana (KRB) III wajib waspada.

Selanjutnya pada Senin (9/11/2020), warga kelompok rentan asal Desa Tlogolele mengungsi ke TPPS. Sedangkan pada Rabu (11/11/2020), giliran warga kelompok rentan dari Desa Klakah yang mengungsi. Kelompok rentan antara lain warga lanjut usia, anak-anak, wanita hamil, dan difabel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya