SOLOPOS.COM - Salah satu pengurus Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Klaten, Kampung Pondok, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, menyemprotkan disinfekan di dalam gereja seusai ibadah, Jumat (2/4/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Sejumlah gereja di Klaten menggelar ibadah rangkaian perayaan Paskah secara tatap muka untuk para jemaat, Jumat (2/4/2021). Pelaksanaan ibadah secara tatap muka digelar dengan pembatasan serta pengamanan sangat ketat.

Seperti di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Klaten, Kampung Pondok, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah. Pelaksanaan ibadah pada Jumat berlangsung lancar dibantu pengamanan dari TNI, Polri, serta organisasi kemasyarakatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengurus Majelis Gereja Pantekosta Klaten, Agus Prasetyo, mengatakan pelaksanaan ibadah dilakukan secara tatap muka maupun live streaming online. Pelaksanaan ibadah pada Jumat dibagi dalam tiga sesi.

Baca Juga: Banjir Meluap Ke Jalan Jatiroto Wonogiri, Mobil Berisi 3 Orang Terseret Arus

Ia menuturkan ibadah secara tatap muka bagi jemaat di gereja Klaten tersebut digelar dengan protokol kesehatan ketat. Selain protokol yang berlaku umum seperti wajib pakai masker hingga mencuci tangan sebelum dan sesudah mengikuti ibadah, ada pembatasan jumlah jemaat yang beribadah di gereja.

“Karena ada pandemi ini kami batasi 150 orang setiap sesi karena untuk mengatur ketentuan menjaga jarak. Untuk kapasitas gereja sebenarnya mampu menampung sampai 600 orang,” jelas Agus saat ditemui wartawan, Jumat.

Agus menjelaskan jemaat yang bisa mengikuti ibadah di gereja hanya yang memiliki kartu khusus. Kartu ini sebelumnya dibagikan pengurus gereja jauh hari sebelumnya.

Baca Juga: "Malioboro" Di Jl Gatsu Solo: Dicetuskan Jokowi, Direalisasikan Gibran?

“Kartu itu kami berikan sebulan lalu. Jadi hanya jemaat yang memiliki kartu itu yang bisa beribadah di gereja sesuai sesi mereka. Kalau tidak bawa kartu terpaksa tidak bisa masuk,” ungkapnya.

Pembatasan Jumlah Jemaat Gereja

Agus juga memastikan peristiwa serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, tak menyurutkan niat jemaat berdatangan ke gereja Klaten. Namun, ada pengetatan pengamanan salah satunya tidak membolehkan jemaat membawa tas berukuran besar.

Satgas Liturgi Gereja Santa Maria Assumpta Klaten, Agustina Endang Kristiarini, menjelaskan selama pekan suci ada 18 misa yang digelar di gereja. Sejauh kini, pelaksanaan misa berjalan aman dan lancar.

Baca Juga: Terminal Tirtonadi Solo Siapkan Posko Siaga Dengan Ruang Isolasi, Untuk Pemudik?

Endang juga menuturkan ada pembatasan jumlah jemaat yang beribadah ke gereja. Sebelumnya ada proses pendaftaran dan jemaat yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti ibadah secara tatap muka mendapatkan kartu dilengkapi barcode.

Dari kapasitas gereja di Klaten itu yang biasanya mampu menampung hingga 1.300 orang, hanya 300 orang jemaat yang bisa mengikuti ibadah setiap sesi. Hal itu untuk menerapkan pengaturan jarak.

Sementara itu, pengamanan gereja melibatkan berbagai unsur termasuk TNI dan polri. Sterilisasi juga dilakukan aparat sebelum jemaat mengikuti ibadah di gereja.

Baca Juga: Belum Terima Gaji Sejak Februari, Guru Honorer Karanganyar Terpaksa Ngutang

Endang mengatakan jemaat sebelumnya sudah diimbau untuk tidak membawa tas berukuran besar. “Tidak diperbolehkan membawa tas berukuran besar. Hanya boleh membawa tas biasa saja. Kemarin sebenarnya ada dua pintu masuk. Karena ada kejadian bom di Makassar, akhirnya hanya dibuka satu pintu umat saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya