SOLOPOS.COM - Pekerja menata jalur pejalan kaki menuju Masjid Sheikh Zayed di area proyek Viaduk Gilingan, Solo, Rabu (3/4/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO—Pengusaha katering yang menjadi korban penipuan menu buka puasa bersama (Bukber) di Masjid Syeikh Zayed Solo senilai Rp960 juta merasa ketakutan hingga tidak berani pulang ke rumah.

Sebab modal usaha yang mereka gunakan untuk membuat menu bukber di Masjid Syeikh Zayed Solo merupakan uang pinjaman. Para korban merasa takut dan tidak tenang bila pulang ke rumah. Sebab bisa saja orang yang meminjami modal tersebut menagih uang mereka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Korban ini utangnya banyak sekali, sampai mau pulang ke rumah, mau buka pintu saja, apa, takut kalau ada yang menagih. Modal katering itu pinjaman semua. Jadi korban punya kewajiban mengembalikan,” ujar kuasa hukum korban, Kalono, Jumat (19/4/2024) sore.

Dia menjelaskan para korban sama sekali belum menerima pembayaran dari penyediaan takjil atau menu bukber di Masjid Syeikh Zayed Solo. Bahkan mereka belum pernah menerima uang muka dari E, oknum yang memesannya. Dan E ternyata bukan pengurus masjid itu.

Korban sebenarnya sudah berkomunikasi dengan E terkait pembayaran biaya penyediaan takjil tersebut. Namun, saat pertemuan di Masjid Syeikh Zayed, E menghilang seusai pamit ke kamar kecil. Alhasil para korban dibuat kebingungan dan kesulitan melacak pelaku.

“Setelah Ramadan itu, di Masjid Syeikh Zayed, E ini izin ke kamar mandi, lalu pergi. Saat bertemu terkait pembayaran. Jadi dari kamar kecil itu ditunggu-tunggu, enggak keluar-keluar, dicari sudah tidak ada. Ya sangat kasihan para korban ini. Hidupnya pas-pasan,” urai dia.

Kalono berharap kejadian itu mengetuk hati para pihak untuk bisa meringankan beban yang dipikul korban. “Mudah-mudahan ini mengetuk hati semua pihak untuk meringankan, dan semoga ini jadi bagian mendapatkan pahala memberikan pahala buka puasa,” ungkap dia.

Kalono menjelaskan dua pengusaha katering berasal dari Baki dan Tawangsari, Sukoharjo. Sedangkan terduga pelaku penipuan itu berinisial E dari Wonogiri.

“Kami mendampingi para korban melakukan pelaporan tentang penipuan, terkait dengan menu buka puasa yang dikirim ke Masjid Syeikh Zayed. Tapi ini tak ada hubungannya dengan Masjid Syeikh Zayed. Ini para pengusaha katering kena prank,” ujar dia.

Kalono menjelaskan menu buka puasa telah rutin dikirim para korban ke Masjid Syeikh Zayed selama 28 hari selama Ramadan 2024. Namun, pihak pemesan atau E sama sekali belum membayar biaya, maupun uang muka. Kerugian dua korban mencapai Rp960 juta.

“Pihak yang memesan oknum yang tidak ada kaitannya dengan Masjid Syeikh Zayed. Ada dua katering, dari Baki, dan dari Tawangsari. Total kerugian Rp960 juta dari dua katering. Belum ada pembayaran sama sekali untuk semua menu itu,” urai dia.

Disinggung teknis pemesanan menu bukber, menurut Kalono, dilakukan pelaku dengan beberapa kali bertemu dengan korban. Pertemuan itu dilakukan di Solo. Korban percaya dengan pelaku karena sering di Masjid Syeikh Zayed. Pelaku dikira orang masjid.

“Ada beberapa kali pertemuan, di wilayah Solo. Waktu itu dia mengatakan pokoknya pesan begitu saja. Karena sering main di Masjid Syeikh Zayed. Jadi dikiranya benar-benar orang masjid. Pemesan tersebut berinisial E, bukan staf dari masjid,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya