SOLOPOS.COM - Ilustrasi stroke (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Setelah berhasil melewati masa kritis seperti Tukul Arwana, ada sejumlah perubahan yang terjadi pada pasien setelah stroke berlalu. Dengan mengetahuinya maka keluarga bisa memberikan support yang tepat kepada penderita.

Lalu perubahan apa sajakah yang terjadi pada pasien setelah stroke berlalu? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mengutip laman alodokter.com, Jumat (8/10/2021), berikut ini sejumlah perubahan yang terjadi pada pasien setelah stroke berlalu:

Perubahan perilaku

Ya, sebagian pasien mengaku mengalami berbagai macam masalah emosi setelah stroke berlalu. Depresi dan gangguan kecemasan adalah masalah umum yang sering terjadi setelah stroke.

Efeknya, beberapa pasien mengalami kesulitan dalam mengendalikan mood dan emosi yang bisa berubah secara mendadak. Hal ini kadang membuat pasien stroke mudah tersinggung, tiba-tiba menangis, tertawa bahkan marah tanpa ada alasan yang jelas.

Baca Juga: Tukul Arwana Pendarahan Otak, Nunung Akui Syok

Sedangkan cara pasien berperilaku sering tergantung pada cara mengelola perasaan pasca stroke. Jadi jika emosi seseorang berubah setelah stroke, perilakunya pun cenderung akan berubah juga.

Oleh sebab itu, tak menutup kemungkinan jika pasien jadi lebih banyak diam, merasa acuh atau kurang tertarik dengan hal-hal yang dulu disukainya. Selain itu timbulnya rasa frustrasi karena tidak bisa melakukan sesuatu untuk diri atau kesal karena sulit berkomunikasi juga dapat membuat mereka agresif terhadap orang lain.

Namun, seiring berjalannya waktu, pasien akan mulai bisa menerima dan mulai terbiasa dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sehingga, secara perlahan masalah emosional dan perilakunya pun akan membaik.

Membaiknya masalah emosional dan perilaku pasien ini tentu tidak lepas dari peran keluarga dan kerabat dekat yang membantu dalam memberikan dukungan.

Perubahan kehidupan seksual dengan pasangan pasca stroke

Tak hanya perubahan perilaku, Anda mungkin saja mengalami perubahan kehidupan seksual dengan pasangan pasca mengalami stroke. Pasalnya, stroke bisa saja menyebabkan disfungsi seksual pada pasien yang mengalaminya. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena sering kali, kondisi ini hanya terjadi untuk sementara waktu.

Ada beberapa masalah yang mungkin dapat memengaruhi kehidupan seks pasca stroke, seperti:

1. Takut terjadi stroke lagi

Banyak orang percaya bahwa setelah seseorang menderita stroke, gairah akan aktivitas seksual dapat menyebabkan stroke lainnya. Namun jangan khawatir, karena kondisi ini jarang terjadi.

Baca Juga: Dokter Isyaratkan Tukul Arwana Diizinkan Pulang Pekan Depan

Sayangnya, rasa takut yang dimiliki pasien adalah salah satu penyebab paling umum dari disfungsi seksual di kalangan penderita stroke.

Lebih lanjut, sebagian besar pasangan dari penderita stroke juga merasa takut untuk memulai seks karena khawatir bahwa pasangan mereka mungkin akan menderita stroke lainnya.

2. Penurunan libido

Penurunan libido pasca stroke merupakan hal lumrah akibat beberapa faktor psikologis, termasuk percaya diri yang rendah, ketidakpastian tentang masa depan hubungan, sibuk dengan masalah keuangan, dan kesulitan menerima hidup baru yang kini menjadi cacat.

Selain itu, penurunan libido dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa obat termasuk antidepresan, dan obat-obatan tekanan darah tinggi (misalnya, beta-blocker).

3. Kelumpuhan

Stroke dapat mempengaruhi area otak yang mengontrol gerakan lengan dan kaki, sehingga mencegah pasangan mencapai posisi seksual yang paling mereka nikmati.

Tentu saja beberapa orang lebih terpengaruh dengan hal ini daripada yang lainnya, tergantung pada tingkat kerusakan otak yang terjadi akibat stroke, dan kemampuan seksual dari pasangan sebelum terkena stroke.

4. Kerusakan daerah otak yang mengatur seks



Sebagaimana dinyatakan di atas, stroke jarang menjadi penyebab langsung dari disfungsi seksual. Namun, beberapa stroke dapat mempengaruhi sensasi pada daerah kelamin, yang menyebabkan seseorang merasa mati rasa di sekitar alat kelamin mereka.

Baca Juga: Tarif Dakwah Gus Miftah Rp3 Miliar, Benarkah?

Tentu saja, salah satu dari kasus-kasus ini akan membuat seks menjadi sulit. Stroke yang mempengaruhi hipotalamus, daerah otak yang mengontrol hormon seksual, juga dapat mempengaruhi gairah seksual seseorang.

Perubahan aktivitas berolahraga setelah stroke berlalu

Berdasarkan American Stroke Association, rehabilitasi dan terapi pasca stroke merupakan salah satu kunci untuk membantu Anda agar segera pulih. Namun, tak hanya itu saja, Anda juga harus rutin berolahraga untuk mempercepat proses pemulihan.

Di samping itu, olahraga setelah stroke bisa meningkatkan fungsi otak kembai normal karena olahraga memengaruhi hormon dan merubah beberapa hal di dalam tubuh pasien.

Olahraga yang dilakukan pasien akan merangsang sel-sel saraf yang sebelumnya pasif menjadi aktif dan berfungsi dengan baik kembali. Dengan begitu, pesan dan sinyal dari respon tersampaikan. Akhirnya seiring berjalannya waktu kemampuan kognitifnya kembali.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya