SOLOPOS.COM - Aster KSAD Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak (kiri) membandingkan beras dengan kualitas premium dan kualitas medium saat berkunjung ke gudang beras milik Perum Bulog di Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (17/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ketahanan pangan Sragen, Ditemukan dugaan kecurangan pasokan raskin ke Bulog.

Solopos.com, SRAGEN–Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak menemukan indikasi kecurangan dalam proses pasokan beras public service obligation (PSO) di Gudang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Duyungan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Indikasi kecurangan pasokan beras berkualitas medium untuk jatah rakyat miskin (raskin) itu ditemukan Aster KSAD saat meninjau gudang beras milik Perum Bulog di Duyungan, Jumat (17/6/2016). Kedatangn jenderal bintang dua itu didampingi para pejabat dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah. Sebelum meninjau gudang beras Bulog, rombongan Aster Kasad sempat panen padi di wilayah Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat pagi.

“Ini bukan beras tetapi menir. Kadah patahan beras mestinya 20% tetapi beras seperti ini kadar patahannya bisa 80%. Masyarakat tak pintar-pintar kalau makan beras seperti ini. Beras bagus diambil terus yang patah diberikan ke Bulog. Tim Sergab [serapan gabah] coba cek, bagaimana caranya beras masuk Bulog? Ikuti! Ada yang main-main enggak ke gudang lain. Kalau ada permainan sikat saja!” kata Komaruddin saat melihat beras PSO di Gudang Bulog Duyungan.

Sejumlah perwira TNI lainnya juga melihat langsung kualitas beras medium yang dikemas dengan sak berlogo Bulog berukuran 15 kg. Kualitas beras PSO diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Beras/Gabah dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

“Yang saya lihat PSO. [kadar] Patahannya maksimal 20%. Menurut analisis saya [kadar patahan beras PSO di Gudang Perum Bulog Duyungan] lebih dari 20%. Saya minta kepada Tim Sergap untuk mencoba menelusuri mulai dari petani masuk selep [penggilangan], jadi beras, sampai ke Bulog ada penyimpangan tidak. Mana beras premium dan mana beras PSO? Itu yang ditelusuri dan diikuti oleh Dandim dan Babinsa,” ujar Komaruddin saat ditanya wartawan.

Komaruddin mengatakan tindaklanjutnya ada tim lagi yang bertugas menentukan beras itu sesuai atau tidak dengan ketentuan di Inpres. Persoalan tersebut akan disampaikan ke Kementerian Pertanian (Kementan). “Kami hanya mendampingi dan membantu Kementan untuk menyukseskan swasembada pangan. Target swasembada pangan itu tadinya lima tahun. Pimpinan TNI menyarankan tiga tahun. Sekarang sudah masuk tahun kedua. Ya, 2017 mudah-mudahan bisa swasembada,” katanya.

Kepala Gudang Bulog Duyungan, Nur Fuad, membantah tudingan itu seraya menyatakan kualitas medium memang seperti itu. Tim Bulog pun mendatangkan Petugas Pemeriksa Kualitas (PPK) Perum Bulog Divre Jawa Tengah, Jaka Winarno.
“Kualitas beras PSO ya memang seperti itu. Beras itu yang dibeli Bulog dengan harga pembelian pemerintah Rp7.300/kg,” kata Jaka.

Kepala Bidang Pengadaan Divre Jawa Tengah, Ismoyo, menyampaikan beras PSO yang dilihat Aster KSAD itu sudah sesuai standar kualitas yang diatur dalam Inpres. Ismoyo menyatakan setiap pembelian beras harus melewati seleksi kualitas atau PPK Bulog.

“Beras kualitas medium dengan premium ya berbeda lah. Kadar patahan pada beras premium hanya 5% sedangkan pada beras medium sampai 20%,” kata Ismoyo.

Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol (Inf) Denny Marantika, segera berkoordinasi dengan Kepala Gudang Perum Bulog Duyungan dan Krikilan terkait dengan temuan Aster KSAD tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya