SOLOPOS.COM - Prajurit TNI tanami lahan tidur dengan padi, Senin (5/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rahmad)

Ketahanan pangan Boyolali, pemerintha menurunkan target produksi beras di Boyolali pada 2016.

Solopos.com, BOYOLALI–Boyolali gagal mencapai target produksi beras 2015 sebanyak 300.957 ton. Tahun lalu, produksi beras hanya tercapai 287.000 ton.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kendati target produksi tidak tercapai, namun Boyolali tetap surplus beras sebanyak 50.000 ton. Tahun ini, pemerintah menurunkan target produksi beras untuk wilayah Boyolali sebanyak 300.322 ton.
“Penurunan target ini disesuaikan dengan kondisi lahan pertanian saat ini. Selain luasan, sekarang banyak petani padi yang beralih ke komoditas lain, seperti buah-buahan, bawang merah, cabai,” kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, Bambang Purwadi, saat berbincang dengan Solopos.com, di sela-sela koordinasi stakeholder pertanian dengan Kodim 0724/Boyolali, Jumat (18/3/2016).

Realisasi produksi beras akan diupayakan meningkat dari realisasi tahun lalu menjadi 294.000 ton hingga 295.000 ton. “Mudah-mudahan bisa meningkat, akan tetap kami upayakan. Apalagi tahun ini akan ada banyak bantuan benih dari pemerintah pusat kepada petani,” imbuh dia.

Pemerintah pusat akan memberikan bantuan benih untuk lahan seluas 25.000 hektare tahun ini. Selain itu, pemerintah akan menerapkan sistem jajar legowo pada areal seluas 30.000 hektare.

Sementara itu, dalam koordinasi stakeholder pertanian dengan Kodim,  terungkap beberapa hal yang menghambat produktivitas hasil panen padi. Selain hama, petani mulai mengalami kendala minimnya tenaga kerja pertanian. “Mekanisasi pertanian menjadi kebutuhan penting. Petani harus siap. Mekanisasi pertanian ini sudah tersedia mulai dari persiapan tanam hingga pasca panen. Sayangnya, belum semua petani mau menggunakan teknologi,” kata Kabid Tanaman Produksi Tanaman Padi dan Hortikultura Dispertanbunhut Boyolali, Supadi.

Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol (Arh) Nova Mahanes Yudha, akan membantu pemerintah memasyarakatkan mekanisasi pertanian. Kodim memiliki lima unit transplanter yang bisa dimanfaatkan anggotanya untuk membantu petani yang membutuhkan mesin tanam tersebut.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perberasan Soloraya, Tulus Budiyono, menjelaskan kualitas panen padi tahun ini diperkirakan turun dibandingkan musim tanam yang sama tahun lalu. Dia khawatir Bulog tak mau menyerap beras dari petani karena kualitas yang tidak sesuai standar beras Bulog.

Saat ini, sedikitnya sudah ada 10 pengusaha beras yang sudah bermitra dengan Bulog sehingga dia berharap Bulog menyerap beras dari petani secara maksimal terutama saat panen raya.

Saat ini, di beberapa wilayah di Boyolali mulai panen masa tanam I. Sifat panen padi di Boyolali adalah lumintu artinya setiap saat selalu ada panen. “Jadi tidak ada istilah panen raya. Sedikitnya, saat ini sudah 50% area tanam padi di Boyolali sudah mulai panen.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya