SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesurupan (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KARANGANYAR – Sejumlah siswa di SMPN 2 Karanganyar kesurupan bersama-sama saat mengikuti jam pelajaran di sekolah setempat, Sabtu (20/9/2014) pagi. Akibat kejadian tersebut, pengelola sekolah langsung mengambil kebijakan memulangkan siswa lebih awal.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sejumlah siswa kelas VII itu kesurupan secara bersama-sama menjelang pukul 08.00 WIB. Padahal, saat itu para siswa sedang sibuk mengikuti jam pelajaran di kelas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Banyak yang kesurupan. Ada pula yang pingsan. Kalau ditotal ada puluhan. Tapi, angka pastinya saya tidak tahu. Pokoknya, semua siswa dan guru pada berkumpul di ruang kelas VII E pada saat kejadian sebelum akhirnya dipanggilkan seorang ustaz,” kata sumber Solopos.com yang enggan disebutkan namanya, Sabtu.

Sumber Solopos.com itu menjelaskan, saat terjadi kesurupan banyak terlihat siswa kelas VII yang mengalami kejang-kejang. Setelah mengalami kejang-kejang, di antara siswa tersebut ada yang jatuh pingsan. Spontan, hal itu membuat panik para guru.

“Sebelumnya, para siswa kelas VII mengikuti acara kemah di Segara Gunung, Ngargoyoso. Enggak tahu apa ada kaitannya dengan acara kemah itu atau tidak. Intinya, pihak sekolah sudah memanggilkan seorang ustaz untuk menenangkan para siswa. Begitu kondisinya normal kembali, para siswa dipersilakan pulang ke rumah lebih awal [sekitar pukul 09.00 WIB],” katanya.

Guru Bilang 5
Salah seorang guru SMPN 2 Karanganyar, Budiharso, mengakui ada sejumlah siswa yang mengalami kesurupan di dalam ruang kelas. Hanya saja, hal itu sudah ditangani dengan baik oleh pihak sekolah. “Yang kesurupan sebenarnya tak banyak, hanya lima orang. Untuk nama-namanya, saya tak begitu hapal. Saat ini, para siswa sudah pulang ke rumah masing-masing,” kata Budiharso saat ditemui Solopos.com di SMPN 2 Karanganyar, sekitar pukul 12.00 WIB.

Disinggung tentang antisipasi yang dilakukan pengelola sekolah guna menghindari hal serupa pada masa mendatang, Budiharso mengatakan pihaknya bakal menambah materi keimanan kepada masing-masing siswa. Hal ini dilakukan agar para siswa dapat menghindari pikiran yang kosong saat mengikuti pelajaran di dalam ruang kelas.

“Penyebabnya, mungkin karena anak yang tidak sarapan sejak pagi hari. Akhirnya, kondisinya lemah dan pikiran anak menjadi kosong. Dalam kondisi seperti itu, kan mudah terjadi hal-hal yang tak diinginkan [kesurupan]. Itu saja saya pikir, tak ada penyebab lainnya,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya