SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo akhirnya menggandeng paranormal dalam proses pematokan makam di bekas Makam Margomulyo, Komplang, Banjarsari. Hal ini mengingat tidak ada penanda makam dan tidak diketahui keberadaan ahli warisnya.

Berdasarkan pantauan, Rabu (22/5/2013), petugas DKP bersama stakeholder terkait melakukan pematokan makam. Pematokan dilakukan sederhana dengan memberi tanda makam menggunakan bambu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Permakaman DKP Bambang Jendro ketika dijumpai Solopos.com, menyebutkan ada 130-an kerangka jenazah yang masih berada di bekas Makam Margomulyo. Keberadaan makam tersebut tanpa ada penanda makam sedikitpun alias no name. Selain itu keberadaan ahli waris tidak diketahui.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami tidak bisa tahu ini ada makam atau tidak. Karena tidak ada tandanya sama sekali, makanya harus melibatkan yang lebih tahu,” ujarnya.

Bambang mengatakan proses pematokan makam untuk mendata berapa banyak jumlah kerangka jenazah di makam tersebut. DKP, lanjut dia, akan melakukan pendataan menyeluruh dan siap membersihkan makam sebelum digunakan untuk pembangunan selter pedagang kaki lima (PKL).

“Kami akan bersihkan dulu. Semua akan kami pindahkan, termasuk yang sudah menjadi tanah,” katanya.

Saat ditanya lebih jauh kapan proses pemindahan makam dikerjakan, Bambang mengaku belum bisa memastikannya. Pihaknya masih menunggu anggaran di APBD Perubahan mendatang. Namun demikian, pihaknya berharap proses pemindahan makam bisa dilakukan secepatnya.
Dikatakannya, proses pembongkaran makam akan secara manual menggunakan tenaga manusia. Ahli waris pun, lanjut dia, bisa menyaksikan langsung proses penggalian makam hingga pemindahan ke lokasi baru.

Pembongkaran makam ini dilakukan setelah digelar doa. Relokasi makam nanti tersebar di lima Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola Pemkot Solo, yakni Pracimaloyo, Bonoloyo, Untoroloyo, Purwoloyo dan Daksinoloyo.

“Kerangka tanpa identitas akan kami tempatkan satu blok. Di lokasi makam baru akan ditulis catatan legenda relokasi makam, utamanya untuk mempermudah ahli waris jika mencari makam leluhur atau sanak saudaranya,” tuturnya.

Ihwal permintaan ahli waris dipindah ke luar Solo, Bambang mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya terhadap ahli waris. Pemkot tidak akan ikut campur dalam proses pemindahan ke luar Solo.

“Areanya kan sudah luar Solo. Kalau kami hanya melayani di lima TPU itu,” katanya.

Salah satu ahli waris, Tikno mengaku masih memiliki dua makam leluhur di sana. Selama ini makam tersebut masih dikunjungi setiap Lebaran maupun Hari Raya Natal. Dia meminta Pemkot segera melakukan proses relokasi makam sebelum proyek pembangunan selter dilanjutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya