SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

Perkembangan perekonomian tak bisa lepas dari sistem logistik. Pelayanan logistik yang baik akan memajukan dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Demikian sebaliknya, jika sistem pelayanan kurang mendukung roda perekonomian pun tak maksimal melaju.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai contoh, dalam sektor pertanian, logistik menjadi bagian penting. Petani kerap melakukan berurusan dengan kegiatan logistik semisal penentuan komoditas yang akan ditanam, pengadaan faktor-faktor produksi seperti pupuk dan pestisida, cara memanen, cara mengolah, sampai pada pengantaran hasil panen ke tangan konsumen.

Urusan logistik juga terkait dengan kegiatan non ekonomi seperti saat digelarnya pemilihan umum dimana harus ada system distribusi yang jelas terkait kotak suara, kertas suara dan tinta, penyimpanan sementara barang bukti, sampai penyebaran hasil penghitungan suara. Peranan penting logistik juga sangat terasa ketika terjadi bencana alam, bahkan logistik merupakan penentu keberhasilan dalam operasi kemanusiaan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara dalam dunia perekonomian dan bisnis, sudah tentu peran logistik tak bisa dianggap remeh. Sejak awal menyangkut penyediaan bahan baku, proses produksi hingga pemasaran hasil, tak bisa lepas dari dukungan sistem logistik. Apalagi dengan bertumbuhnya bisnis online belakangan ini, diperlukan sistem logistik bagus.

Sektor logistik secara makro menentukan daya saing suatu negara. Bila daya saing diartikan sebagai perbandingan produktivitas dan biaya, maka daya saing dapat diukur melalui persentasi ongkos logistik terhadap pendapatan nasional bruto suatu negara. Semakin rendah ongkos logistik maka semakin baik daya saing negara tersebut.
Menurut data dari Bank Dunia, posisi Logistic Performance Index (LPI) Indoensia pada tahun 2012 berada pada peringkat 59 dari 155 negara di dunia.  Hal itu menunjukkan biaya logistik di Indonesia masih cukup tinggi. Peringkat tersebut lebih rendah dari 5 negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura (2), Malaysia (29), Thailand (35), Filipina (44), dan Vietnam (53).

Menurut catatan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia biaya logistik di Indonesia mencapai 24 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp1.820 triliun per tahun dan merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia.

Nilai Rp1.820 triliun tersebut terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp546 triliun, biaya transportasi Rp1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp182 triliun.
Menurut anggota Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3EI) Kadin, Ina Primiana, biaya logistik di Indonesia terbilang sangat tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang hanya sebesar 15 persen, Amerika dan Jepang sebesar 10 persen.
Selain biaya yang sangat tinggi, menurut Ina mutu pelayanan logistik di Indonesia masih buruk, seperti waktu jeda di Indonesia untuk barang-barang impor tersebut mencapai 5,5 hari dan biaya angkut yang mahal.

Ongkos logistik Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara merupakan cerminan kondisi sarana, teknologi, kompetensi sumber daya manusia, dan kebijakan logistik yang belum berkembang dengan optimal. Ongkos logistik yang tinggi turut menyumbang ekonomi biaya tinggi yang menyebabkan rendahnya daya saing produk-produk Indonesia. Keadaan ini memerlukan perhatian bersama dari semua pemegang kepentingan dalam bidang logistik.

Indeks LPI memiliki rentang nilai antara 1 hingga 5, dengan capaian indeks 5 sebagai yang terbaik. Peningkatan ini memang belum membawa Indonesia menjadi yang terbaik di kawasan asia tenggara. Namun peningkatan ini menunjukkan perbaikan yang signifikan, di saat negara-negara tetangga, kecuali Singapura, mengalami stagnasi atau penurunan peringkat. Terlebih, indeks ini dicapai dalam kondisi belum selesainya pembangunan infrastruktur utama logistik, seperti pelabuhan-pelabuhan baru dan soft infrastructure sebagai penunjangnya.

Kenaikan tertinggi dalam indikator tersebut terjadi di wilayah soft infrastructure yang meliputi kompetensi logistic handler dan kemampuan pemilik barang untuk mengetahui di mana saat ini barangnya berada (tracking and tracing). Indikator kompetensi logistik handler meningkat dari 2.47 di tahun 2010 ke 2.85 di tahun 2012, sedangkan tracking and tracing dari 2.77 hingga 3.12.

Menurut Kamar Dagang dan Industri (Kadin), tingginya biaya logistik berasal dari pemerintah atau birokrasi .  Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan, sampai saat ini, sistem logistik dalam negeri tidak terintegrasi dengan benar. Hal ini cukup memprihatinkan, mengingat  pemerintah menargetkan logistik Indonesia sudah terintegrasi dengan negara Asean di 2015.

Peran Swasta

Dengan mempertimbangkan pentingnya peranan logistik baik dalam peningkatan daya saing, maka diperlukan suatu upaya bersama untuk memajukan logistik Indonesia termasuk peranan swasta.

Tampaknya peluang ini sudah langsung dijawab oleh PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang akan serius bermain di bidang logistic. Keseriusan ini terimplementasi dengan langkah JNE memisahkan unit usahanya di bidang jasa logistik menjadi anak usaha tersendiri, yang diberi label PT JNE Logistik.

Menurut Managing Director PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Johari Zein pihaknya akan serius untuk mengembangkan bisnis di bidang logistik untuk menangkap peluang yang besar di pasar domestik.

Johari mengatakan untuk anak usaha baru itu, perseroan akan merogoh kocek sebesar Rp25 miliar. Modal tersebut sebagian besar akan digunakan untuk pembangunan gudang khusus JNE Logistik di Cisalak, yang rencananya berdiri di atas lahan seluas 14 hektare. Sisanya untuk transportasi dan freight forwarding.

Head Corporate Communications JNE Visi Firman mengatakan investasi Rp25 miliar tersebut untuk perkembangan JNE Logistik hingga satu tahun kedepan. Unit usaha lainnya yakni JNE Express akan menginvetariskan 30-an armada dan 10 forklift ke perusahaan baru ini.
Sebelum intens menggarap pasar logistic JNE sudah melakukan berbagai pengembangan produk dan layanan yang berbeda seperti money remittance hingga jasa kargo.  Untuk menangkap pelanggan,  JNE berkomitmen memberikan layanan yang terbaik. Selain itu, sebanyak 170 titik jaringan yang sudah online. Ini memudahkan JNE dan pelanggan untuk mengawasi pengiriman barang.

JNE sebelumnya pernah memiliki produk Pesona (pesanan oleh-oleh Nusantara). Dengan layanan ini diharapkan setiap orang bisa saling mengirimkan makanan khas daerah tertentu ke sanak keluarga di daerah lain.  Selain itu, JNE juga memiliki produk trucking yang merupakan layanan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok. Layanan trucking ini dilengkapi dengan GPS agar terpantau. JNE juga bekerjasama dengan perusahaan pengiriman barang, UPS. Konsumen bisa mengirimkan barang ke luar negeri lewat UPS ini.  JNE juga berusaha menggarap bisnis surat-menyurat di bawah 500 gram yang sebelumnya dimonopoli PT Pos Indonesia.

Saat ini JNE didukung oleh lebih dari 1000 karyawan dan tidak kurang dari 1.500 gerai yang tersebar luas di Indonesia. Kehandalan JNE juga telah dibuktikan dengan diraihnya berbagai bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO 9001:2000 atas jasa layanan yang telah diberikan.

Johari Zein dalam sebuah media online pernah berujar bahwa layanan terbaik adalah harga mati bagi JNE. Karena itu, sangat wajar kalau JNE punya SDM yang handal. Bahkan departemen HRD mempunyai empat divisi yaitu intelektual (berhubungan dengan pekerjaan), training (bertugas untuk kegiatan outbound dan memberikan training), spiritual (mengatur kegiatan keagamaan), dan fisikal (berhubungan dengan aktivitas kebugaran badan karyawan).
Dijelaskan Johari, orang-orang di JNE ditargetkan memiliki core competence yang mencakup integritas, jujur dan harus bisa diandalkan. Core competence inilah merupakan modal bagi JNE untuk melakukan inovasi dan kreasi.

Sementara di sisi hardware, JNE, juga akan  akan memperluas pergudangan (warehousing) yang tersebar di sejumlah daerah menjadi 30.000 m2 dari saat ini hanya 8.000 m2, guna meningkatkan kapasitas daya tampung barang.

Nofrisel, Technical Advisor Logistics JNE mengatakan perluasan gudang itu dilakukan, selain untuk meningkatkan kapasitas daya tampung barang, juga sekaligus mengantisipasi pemisahan JNE Express dengan unit bisnis JNE logistik yang menjadi anak usaha baru bakal membutuhkan sarana infrastruktur pendukung, di antaranya fasilitas pergudangan.
Dengan perluasan pergudangan itu, lanjutnya, diharapkan aktivitas bisnis JNE yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terlebih mulai 2013, JNE akan mempunyai anak usaha baru PT JNE Logistik, yang lebih fokus menggarap pasar logistik, sehingga kebutuhan pergudangan tentu semakin besar.

Sebagai penunjang, JNE memiliki sejumlah armada truk, jalur trucking, serta ketersediaan gudang atau tempat penyimpanan yang memadai dengan luas antara 400 m2-1.000 m2, yang tersebar lebih dari 100 lokasi di Indonesia serta dilengkapi fasilitas terhubung secara online dengan CCTV, smoke detector dan alat pengaman lainnya.
Guna meningkatkan layanan, JNE juga telah menyiapkan anggaran pengembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) Rp 8—10 miliar guna meningkatkan layanan pos dan logistik bagi pelanggan.



Direktur Keuangan PT JNE Chandra Fireta mengungkapkan perusahaan mengalokasikan 2—3% realisasi pendapatan pada 2011 sekitar Rp 500 miliar untuk pengembangan IT terutama memperbaiki infrastruktur teknologi informasi.

Chandra menilai trafik transaksi online melalui web JNE terus meningkat tajam setiap tahun. Sepanjang tahun lalu, jumlah pengunjung yang mengakses web JNE telah mencapai 1,5 juta pelanggan. JNE membutuhan pengembangan pusat data guna mengakomodasi peningkatan pelayanan online.

Menurut Chandra, perusahaan akan berinvestasi menambah dua pusat data di Gedung Cyber dan German Center. Kedua pusat data tersebut akan meningkatkan kapasitas yang mampu menunjang 24 juta transaksi setiap tahun.

Dengan segala kesiapan dan kemampuan yang dimilikinya, JNE diharapkan mampu tampil menyakinkan mengatasi masalah logistik di Indonesia.  JNE diharapkan bisa menjadi pemain handal yang tidak hanya mampu bersaing di dalam negeri namun juga tangguh untuk berlaga dalam pasar bebas di kancah regional terutama di wilayah ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya