SOLOPOS.COM - Anggota Polsek Tawangmangu mengecek lokasi kolam ikan di rumah Bayan Bomo pada Minggu (21/3/2021). Bayan Bomo diduga meninggal saat memperbaiki saluran sirkulasi air di kolam tersebut. (Istimewa/Dokumentasi Polsek Tawangmangu)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Bayan Gondang Bomo, Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Wakidi Hadi Prayitno, 50, meninggal dunia diduga karena kesetrum di kolam ikan depan rumah pada Minggu (21/3/2021) pukul 15.00 WIB.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, korban sempat dibawa ke Puskesmas Tawangmangu. Tetapi, nyawa korban tidak tertolong. Camat Tawangmangu, Karanganyar, Rusdiyanto, membenarkan informasi Bayan Bomo meninggal dunia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Betul, Pak Bayan Bomo, meninggal. Informasinya kesetrum saat beraktivitas di kolam. Sedang memperbaiki sesuatu di kolam taman depan rumah," kata Rusdiyanto saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Baca Juga: Motivasi Tinggi Bhayangkara Solo FC Jelang Laga Kontra Borneo FC

Rusdiyanto menyampaikan tubuh korban ditemukan berada di kolam ikan. Saat dihubungi Solopos.com pukul 18.30 WIB, Rusdiyanto menyampaikan bahwa jenazah Bayan Bomo itu sudah berada di rumah duka.

"Baru selesai dimandikan, dikafani, dan lain-lain. Menurut informasi itu Minggu pagi masih kerja bakti di kampung. Lalu siang pulang beraktivitas di kolam itu," ungkapnya.

Kapolsek Tawangmangu, AKP Ismugiyanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Muchammad Syafi Maulla, menuturkan korban sedang memperbaiki saluran sirkulasi air di kolam ikan. Kolam tersebut berada di taman depan rumah.

"Korban ini punya kolam di taman depan rumah begitu. Dia membetulkan saluran sirkulasi air di kolam. Itu kan pakai aliran listrik. Diduga kesetrum saat memperbaiki itu. Kolam hanya setinggi lutut, ya sekitar 50 sentimeter ya," kata Is, sapaan akrabnya saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Ditemukan di Kolam

Tubuh korban ditemukan di dalam kolam oleh adik iparnya, Hartini. Saat kejadian, Hartini hendak mandi. Dia berteriak meminta tolong saat melihat tubuh kakak iparnya berada di dalam kolam.

"Jadi rumah korban dengan adiknya itu satu halaman. Rumah khas pedesaan. Saat kejadian itu Lasdi [adik korban] dan Hartini [adik ipar korban] mau mandi bergantian. Kamar mandi kan di luar rumah. Dia [Lasdi] mengaku melihat kakaknya itu di dekat kolam 'nguthek-uthek' sesuatu," tutur Is.

Lasdi selesai mandi, lanjut Is, dia masuk ke rumah. Gantian istrinya, Hartini hendak mandi. Saat hendak masuk kamar mandi itulah, dia melihat tubuh korban berada di kolam. "Adik ipar korban berteriak minta tolong. Lalu kerabat dan keluarga berupaya menolong. Sebelumnya, mereka mematikan aliran listrik untuk mengantisipadi kemungkinan buruk lainnya," ujar dia.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Bos Persis Solo, Hadiah Ultah ke-27 Kevin Nugroho

Korban dibawa ke Puskesmas Tawangmangu tetapi kondisinya tidak tertolong. Is mengenang momen dua hari lalu, Jumat (19/3/2021), saat bertemu dengan korban di toko peralatan kolam ikan dan akuarium. Is mengaku sempat berbincang-bincang dengan korban.

"Di situ dia beli peralatan untuk sirkulasi air di kolam. Katanya kolam ukuran satu meter. Saya ingatkan agar berhati-hati karena ada aliran listrik," katanya.

Wakidi meninggalkan dua orang anak, Santy Febri Astutik dan David. Informasi yang dihimpun Solopos.com, istri Wakidi sudah meninggal terlebih dahulu. Rencana Wakidi dimakamkan di permakaman setempat pada Senin (22/3/2021) pukul 11.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya