SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

JAKARTA—Ada orang yang menjomblo karena pilihan, ada juga yang karena terpaksa keadaan. Apapun alasannya, kalaupun berniat menjomblo, pastikan untuk tidak merasa kesepian. Sebab penelitian menemukan bahwa orang yang kesepian lebih berisiko mengalami kepikunan di kemudian hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebuah penelitian yang dimuat Journal of Neurosurgery Neurologi and Psychiatry berupaya menyelidiki kaitan antara rasa kesepian dengan kepikunan. Selama 3 tahun, peneliti melacak data kesehatan dari 2.000 orang lebih yang tidak memiliki tanda-tanda demensia dan hidup sendirian.

Kesemua peserta diperiksa kesehatan mentalnya, ditanyai kesehatan fisik serta kemampuannya untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari, juga ditanyai apakah merasa kesepian atau tidak. Setelah itu, para peserta diuji tanda-tanda demensia atau kepikunannya.

Di awal penelitian, sekitar 46 persen peserta hidup sendiri, 75 persen mengaku tidak memiliki dukungan sosial dan kurang dari 20 persen mengaku merasa kesepian. Setelah 3 tahun, sebanyak 9,3 persen orang yang tinggal sendiri mengalami demensia, sedangkan pada orang yang tinggal bersama orang lain hanya 5,6 persen.

Orang yang merasa kesepian memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar mengalami demensia dalam waktu 3 tahun dibandingkan yang tidak kesepian. Perbandingannya adalah 13,4 persen banding 5,7 persen.

Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa orang yang tinggal sendiri maupun yang menduda atau menjanda memiliki kemungkinan 70 – 80 persen lebih tinggi mengalami demensia dibandingkan yang tinggal bersama orang lain. Kecenderungan ini berlaku sama pada pria maupun wanita.

Ketika memperhitungkan faktor-faktor lain, peneliti menemukan bahwa orang yang kesepian memiliki kemungkinan 64 persen lebih tinggi terserang berbagai jenis penyakit. Temuan ini menegaskan bahwa rasa kesepian akan menambah risiko demensia di kemudian hari.

“Menariknya, fakta bahwa ‘rasa kesepian’ lebih berkaitan dengan demensia daripada ‘menjadi sendirian’. Hal itu menunjukkan bahwa ini bukanlah situasi objektif, tetapi tidak adanya persepsi kedekatan sosial yang meningkatkan risiko penurunan kognitif,” ungkap para peneliti seperti dilansir detikcom dari  Medical Xpress, Selasa (11/12/2012).

Menurut peneliti, rasa kesepian dapat mempengaruhi kognisi dan memori karena jarang digunakan. Atau, kesepian bisa jadi merupakan tanda-tanda munculnya demensia dan menjadi reaksi atas gangguan kognisi serta perubahan seluler yang terjadi di otak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya