SOLOPOS.COM - Sejumlah polisi menanam mangrove di kawasan Pantai Batu Putih, Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Selasa (23/8/2022). Polda Aceh menyelenggarakan penanaman serentak 77.000 batang bibit mangrove untuk penghijauan pantai dan mengatasi abrasi serta banjir rob. (Antara/Syifa Yulinnas)

Solopos.com, SOLO – Pidato Presiden Joko Widodo pada sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPD dan DPR pada 16 Agustus 2022 menyebut konteks pembangunan Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Tiga prioritas pembangunan mengemuka dalam pidato tersebut. Pertama, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Kedua, rehabilitasi, industri hijau, energi bersih, dan pangan. Ketiga, perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat.

Promosi Apresiasi dan Berdayakan AgenBRILink, BRI Bagikan Hadiah Mobil serta Emas

Tiga prioritas tersebut dijahit dalam ilustrasi dan narasi yang positif. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengemukakan analisis dari sisi lain yang menunjukkan ada kesenjangan besar antara idealitas dan fakta riil. Duduk perkara bisa dibaca di Menafsirkan Sisi Lain Pembangunan Inklusif, Berkeadilan, dan Berkelanjutan.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan perkiraan populasi di dunia tidak lebih dari 500 ekor, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan burung bangau storm dalam status genting. Taman Nasional Tanjung Puting di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, menjadi rumah salah satu habitat burung terlangka di dunia, yakni bangau storm atau bangau Hutan Rawa.

Humas dan Penyaji Data Balai Taman Nasional Tanjung Putting, Efan Eka Nanda, di Pangkalan Bun, Selasa (30/8/2022), mengatakan bahwa bangau storm dengan nama ilmiah Ciconia stormi tersebut merupakan salah satu burung dari 20 burung terlangka di dunia. Uraian lengkap bisa dibaca di Status Genting Bangau Storm, Spesies Burung Terlangka di Dunia.

Konsep pajupat kalima pancer, kesatuan dari empat arah dengan yang kelima sebagai pusatnya, diterapkan dalam pendirian Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kota raja ini berdiri sejak 1745.

Penerus Kerajaan Mataram Islam yang semula beribu kota di Kota Gede telah berpindah tiga kali, yaitu ke Kerta (1601), Plered (1613), Kartasura (1677), yang kemudian ke Desa Sala. Keraton Kartasura telah hancur sehingga pusat kerajaan harus dipindah lagi. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Konsep Pajupat Kalima Pancer Kota Solo.

Pedagang atau saudagar dari daratan China mencatat keindahan rumah orang Jawa pada era akhir tahun 900-an. Catatan sejarah Dinasti Song (960-1279), tepatnya era Song Utara, pada 992, menyebut rumah orang Jawa masa itu indah dan menggunakan atap genting.

W.P. Groeneveldt dalam buku Nusantara dalam Catatan Tionghoa terbitan Komunitas Bambu (2009), mengutip catatan saudagar dari China: rumah mereka indah dan dihiasi dengan genting berwarna kuning dan hijau. Kisah lengkap bisa dibaca di Merekonstruksi Imajinasi Keindahan Omahe Simbah.

Pembahasan semua topik di atas bisa dibaca hingga tuntas di kanal Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, komprehensif, dan berdata lengkap. Konten premium menyajikan analisis mendalam atas suatu topik. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya