SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenian Angguk kesenian tradisional Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA–Selama November 2013, sebanyak 24 kelompok kesenian tradisional yang berasal dari empat Kabupaten dan Kota di DIY akan tampil halaman Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jl. Sriwedani No 2.

Kegiatan bakal berlangsung setiap akhir pekan (Sabtu-Minggu) dari pagi hingga malam. Kegiatan ini dilakukan untuk mengakomodasi kesenian tradisi di DIY yang makin hari kian terpinggirkan.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Menurut penanggung jawab kegiatan, Sri Eka Kusumaningayu, pentas bertujuan memberi ruang ekspresi kepada kelompok kesenian tradisional agar mendapat apreasi seluas-luasnya dari masyarakat.

“Gelar seni ini untuk membuka ruang apreasi, sebagai upaya agar masyarakat kembali mengenali dan mencintai kesenian tradisi yang kini nasibnya semakin terpinggirkan oleh pengaruh global melalui tayangan televisi,” ujar Sri Eka Kusumaningayu kepada Harianjogja.com, Minggu (17/11/2013).

Jumlah kelompok kesenian tradisi di Jogja, kata Sri Eka, saat ini mencapai ratusan, namun kondisinya seakan mati suri. Selain karena jarang ditampilkan, juga karena mandegnya regenerasi. Rendahnya generasi muda untuk terlibat pada aktivitas seni tradisi dinilai menjadi penyebab utama terancamnya proses regenerasi bagi pelaku kesenian tradisi.

“TBY mencoba memberi ruang agar kelompok kesenian tradisi bisa tampil secara rutin. Harapan kami program ini bisa menumbuhkan minat generasi muda agar peduli dan ikut berperan aktif dalam proses kelangsungan kesenian tradisional, “ kata Sri.

Sri menambahkan, program tersebut juga mencoba merespons tren kunjungan wisata di Jogja yang selalu meningkat di setiap akhir pekan. Dengan digelarnya program gelar seni setiap akhir pekan ini, bisa menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Jogja kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Semoga melalui program ini juga mampu menarik kunjungan wisata ke Jogja dan memberi kontribusi dalama peningkatan lama tinggal wisatawan di kota budaya ini,” tandas Sri Eka Kusumaningayu.

Kegiatan ini terbuka untuk umum dan gratis, tanpa dipunggut biaya bagi masyarakat yang ingin menyaksikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya