SOLOPOS.COM - Jin Hi Kim (tengah), musisi Komungo, tampil bersama Suprapto Suryodarmo (kiri) dan Galih Nagasena (kanan) di Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo, Kamis (21/8/2014) malam. Musisi legendaris yang baru kali pertama singgah di Kota Bengawan ini menggelar pementasan kolaborasi spontan bersama seniman solo dalam pementasan Celebrate Ethnic Art In Time. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Musisi kesenian tradisional Korea, Jin Hi Kim, tampil di Balai Soedjatmoko Bentara Budaya Solo, Kamis (21/8/2014). Petikan komungo, siter tradisional Korea, yang dimainkannya pun terdengar lirih memberikan suasana berbeda di Balai Soedjatmoko.

Di bawah sorot temaram lampu, musisi kontemporer Misbach Daeng Bilok meniup shakuhachi, seruling tradisional Jepang. Sedangkan Galih Nagasena menyahut dengan Didgeridoo, terompet tradisional Australia. Resital spontan instrumen musik tiga negara ini terdengar selaras di telinga puluhan penonton yang memadati ruang budaya. Nyaris tak ada saling tindih permainan di antara musisi yang tampil malam hari itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meskipun tanpa aba-aba, ketiganya berhasil meramu komposisi spontan yang menghasilkan harmoni yang menenangkan. Perpaduan apik permainan musik etnik yang sekilas terdengar alunan meditasi ini turut memanjakan mata dengan Joget Amerta yang dibawakan pengasuh Padepokan Seni Lemah Putih, Suprapto Suryodarmo. Dari balik kain putih yang dibentangkan, lelaki yang akrab disapa Mbah Prapto ini, mengekspresikan diri lewat gerakan tari bebas mengikuti iringan musik.

Pertunjukan selama 20 menit yang dipentaskan seniman lokal Kota Bengawan bersama musisi Korea Selatan yang tinggal di Amerika Serikat ini diberi label Celebrate Ethnic Art In Time.

Tak hanya pengunjung yang merasakan “keteduhan” selepas menyaksikan pertunjukan seni singkat ini, pengisi acaranya pun merasakan hal serupa. Keempatnya saling memuji setelah melakoni pementasan kolaborasi dadakan bersama.

Sebagai musisi yang telah mengantongi penghargaan dari berbagai negara, Jin Hi Kim yang telah empat dekade lebih menggeluti komungo rupanya enggan berhenti belajar. Dirinya terus mengeksplorasi inspirasi dengan berkelana dan berkolaborasi dengan berbagai musisi dan seniman di berbagai belahan dunia. Pengembaraan kolaborasi seni tersebut ia namai Komungo Tango.

“Bagi saya semua pengalaman kolaborasi sama istimewanya. Semuanya selalu membuahkan inspirasi,” kata Kim, saat berbincang selepas pertunjukan.

Kim yang kini tengah merintis piranti lunak untuk robot komungo yang akan ia ciptakan ini mengungkapkan dirinya enggan berhenti berkarya karena lewat musik dia bisa membantu orang lain. “Saya bersyukur musik yang saya mainkan bisa menjadi anugerah buat orang lain. Musik ini bisa menyembuhkan penderita gangguan jiwa di Amerika Serikat,” jelasnya.

Galih Nagasena mengatakan pengalaman tampil bersama Kim menjadi pengalaman artistik yang berharga baginya. “Permainan tadi tanpa persiapan. Saya merespon energi yang dimainkan Kim untuk menghasilkan keselarasan rasa yang sama,” ungkapnya.

Selepas menggelar mini resital bersama seniman lokal Kota Bengawan, Kim yang baru saja mengunjungi pergelaran Toraja International Festival bakal mengunjungi Garasi Seni Benowo asuhan komposer Rahayu Supanggah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya