SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan) melakukan uji coba mesin kapal tenaga surya di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (20/8/2015). (JIBI/Solopos/Insetyonoto)

Kesejahteraan nelayan diharapkan semakin meningkat dengan adanya kapal tenaga surya.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melakukan uji coba penggunaan mesin kapal bertenaga surya yang diklaim ramah lingkungan.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Uji coba mesin kapal tenaga surya merek Torqeedo buatan perusahaan Jerman tersebut dilakukan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (20/8/2015).

Menggunakan sebuah kapal telah dipasang mesin tersebut, Ganjar didampingi Consultant Business Development Torqeedo Indonesia Franklin Tambunan, Maurice dan Christian Pho Duc tenaga ahli dari Jerman melaju ke tengah lautan lepas.

Sebelum uji coba dilakukan sosialisasi pengenalan Torqeedo di Kantor Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Jl. Yos Sudarso Pelabuhan Tanjung Emas.
Ganjar Pranowo mengatakan di tengah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi yang terkadang sulit penggunaan mesin kapal bertenaga surya sangat bermanfaat bagi nelayan.

“Adanya energi terbarukan ini sangat baik untuk menggantikan BBM solar bersubsidi. Apalagi sumber matahari di Jateng juga sangat sangat besar,” katanya.

Terlebih lagi, sambung Gubernur penggunaan teknologi mesin tenaga surya tersebut juga tidak terlalu rumit. Untuk mempelajarinya nelayan hanya membutuhkan waktu tiga hari.

”Teknologi ini [tenaga surya] sangat keren karena dilengkapi dengan GPS [Global Positioning System] sehingga posisi kapal bisa diketahui,” ungkap Ganjar.

Hanya saja menurut Ganjar harga mesin tersebut masih sangat mahal yakni senilai Rp250 juta sehingga sangat memberatkan bagi para nelayan. Untuk mensiasati harga yang mahal ini, dia mengusulkan agar pengadaan panel tenaga surya dibuat di dalam negeri sehingga biayanya bisa ditekan.

”Ini memang investasi jangka panjang. Bila memang fisiable Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jateng akan ditindaklanjuti,” tandas Gubernur.

Sementara itu, Franklin Tambunan menjelaskan kerja mesin Torqeedo menggunakan solar panel (tenaga surya) yang dihubungkan ke charge untuk pengisian baterai guna menghidupkan mesin.

Ada dua panel yakni mono solar dan poli solar sehingga meski sumber panas matari sedikit bisa mengisi baterai. Bateri tahan terhadap air.
”Nelayan tetap bisa mencari ikan pada malam hari karena sudah ada cadangan energi pada baterai,” ungkap dia.

Franklin menambahkan mesin kapal tenaga surya ini belum diproduksi secara massal untuk nelayan di Indonesia karena belum ada permintaan dalam jumlah banyak.

”Saat ini masih dalam tahap pengenalan ke beberapa daerah termasuk Jateng. Mengenai harga bisa dilakukan negosiasi sesuai dengan ukuran kapal,” ujar dia.

Menurut Franklin mesin kapal tenaga surya buatan Torqeedo telah digunakan nelayan di 40 negara, ”Berharap bisa segera digunakan nelayan Indonesia,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya