SOLOPOS.COM - Mariman menjaga istrinya, Jinem, yang dirawat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Minggu (4/6/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kesehatan Wonogiri, seorang perempuan asal Baturetno mengidap kanker kulit ganas.

Solopos.com, WONOGIRI — Jinem, 72, warga Watugagung, Desa Watuagung, Baturetno, Wonogiri, terbaring lemah di tempat tidur bangsal RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Minggu (4/6/2017). Wajah sisi kanannya dibalut perban putih.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Suaminya, Mariman, setia menemani di samping ranjang rumah sakit itu. Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, dr. Adhidarma, menjelaskan Jinem menderita kanker kulit ganas.

Jinem menderita penyakit itu sejak enam bulan lalu. Kondisinya mengundang perhatian warga setelah terpublikasi melalui media sosial.

Ekspedisi Mudik 2024

Adhidarma menceritakan semula Jinem memiliki tahi lalat kecil di wajahnya. Seiring waktu, tahi lalat tersebut membesar dan pecah belum lama ini. Jinem pernah dirawat di RSUD Wonogiri sebelum tahi lalat tersebut pecah.

“Setelah pasien dirawat di RS seharusnya tetap mendapat perawatan. Kalau tidak penyakit bisa kambuh lagi,” kata Adhidarma kepada wartawan di RSUD Wonogiri, Minggu (4/6/2017).

Jinem kembali dirawat di RSUD Wonogiri pada Jumat (2/6/2017) lalu. Tim medis memprioritaskan penanganan untuk memperbaiki kondisi umum, seperti perawatan luka. Luka akibat penyakit kulit ganas harus ditangani khusus, terlebih apabila selnya telah menyerang jaringan tulang.

Tim sudah melakukan CT Scan kepala (bagian terdapat penyakit) dan cek laboratorium lengkap untuk mengetahui fungsi organ. Selain itu, Jinem sudah menjalani USG abdomen, seperti dada dan toraks untuk mendeteksi penyebaran sel.

Biaya perawatan Jinem ditanggung BPJS Kesehatan karena dia merupakan penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dibuktikan dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Setelah kondisinya stabil, Mbah Jinem perlu dirujuk ke RS yang memiliki alat dan tenaga medis lebih lengkap. Mbah Jinem masih membutuhkan penanganan bedah plastik, vaskuler [pembuluh darah], THT [telinga hidung tenggorokan], dan onkologi [tumor],” ucap Adhidarma.

Suami Jinem, Mariman, mengaku selama ini hanya sebatas memeriksakan istrinya ke puskesmas. Dia tak memeriksakan istrinya ke tempat pelayanan medis lain karena tak memiliki dana.

“Awalnya hanya andeng-andeng [tahi lalat] kecil. Lama-lama besar lalu pecah. Setelah itu makin parah timbulkan luka,” kata dia.

Kenali Ciri-Cirinya

Dr. Adhidarma menyampaikan tahi lalat yang terindikasi penyakit biasanya tidak terdapat rambut. Selain itu tahi lalat terasa gatal dan sisi tepinya tak rata atau menyebar. Jika memiliki tahi lalat seperti itu sebaiknya jangan digaruk, sebab garukan justru dapat merangsang penyebarannya.

Masyarakat diimbau mewaspadai tahi lalat yang terdapat di tubuh. Tahi lalat bisa menjadi kanker kulit ganas. Jika tahi lalat terindikasi penyakit sebaiknya segera diperiksakan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Kalau punya tahi lalat seperti itu sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis kulit untuk mengetahui penyakit tergolong ganas atau tidak,” kata dia mewakili Direktur RSUD, Setyarini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya