SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyerahkan bantuan CSR dari RS PKU Muhammadiyah kepada warga miskin di halaman RS tersebut, Rabu (3/5/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Kesehatan Sragen, sebuah RS swasta menanggung iuran 410 peserta BPJS lewat CSR.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 410 warga miskin di tiga desa di Kecamatan Masaran didaftarkan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terintegrasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Iuran bulanan dari 410 warga miskin itu ditanggung sepenuhnya oleh Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Sragen melalui program corporate social responsibility (CSR). Peluncuran kartu BPJS Kesehatan bagi 410 warga miskin itu diselenggarakan di halaman RS PKU Muhammadiyah Sragen di Masaran, Rabu (3/5/2017).

Kegiatan itu dihadiri Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Direktur RS PKU Muhammadiyah Sragen Indra Agus Setiawan mengatakan 410 warga miskin itu sudah disurvei oleh tim.

Mereka benar-benar layak mendapatkan layanan kesehatan secara gratis melalui program BPJS Kesehatan. “Iuran yang harus kami tanggung mencapai Rp10,4 juta/bulan. Jadi, jika 410 warga itu sakit, mereka bisa langsung berobat di puskesmas atau rumah sakit. Mereka akan dapatkan layanan kesehatan secara gratis di kelas III,” jelas Indra Agus.

Indra menjelaskan 410 warga miskin itu berasal dari Desa Krikilan, Gebang, dan Masaran. Total sekitar 1.500 warga miskin di Kecamatan Masaran perlu mendapat bantuan serupa. Namun, RS PKU Muhammadiyah belum menerjunkan tim untuk menyurvei rumah warga miskin itu dan meminta keterangan dari pengurus RT setempat.

“Setiap bulan, kami upayakan jumlah warga miskin yang diikutkan program JKN melalui CSR ini bisa bertambah. Tapi, penambahan itu tergantung kemampuan rumah sakit,” paparnya.

Setiap tiga bulan, kata Indra, data 410 warga miskin itu akan diverifikasi. Apabila terdapat warga miskin yang dianggap sudah mampu, keikutsertaan dalam BPJS Kesehatan bisa dicabut dan dialihkan kepada warga lain yang lebih membutuhkan.

“Kami tidak akan sepihak dalam mencabutnya. Kami tetap butuh pertimbangan dari pengurus RT dan kepala desa,” jelasnya.

Kepala BPJS Kesehatan Solo Agus Purwono menyatakan RS PKU Muhammadiyah Sragen merupakan satu-satunya perusahaan di Soloraya yang mendonasikan sebagian penghasilannya untuk menanggung iuran peserta BPJS dari kalangan warga miskin. Dia berharap terobosan dari RS PKU Muhammadiyah Sragen bisa diikuti perusahaan lain di Soloraya.

“Di Sragen keikutsertaan warga dalam program JKN itu baru 54,76% dari jumlah penduduk. Kalau ada perusahaan lain yang mau mendonasikan sebagian penghasilannya untuk meluncurkan program serupa, tingkat partisipasi masyarakat dalam program JKN tentu bisa lebih tinggi,” terang Agus.

Dalam sambutannya, Bupati Yuni mengatakan keterbatasan anggaran membuat Pemkab Sragen belum mengalokasikan anggaran untuk menanggung iuran BPJS Kesehatan warga miskin. “Saya katakan berkali-kali, APBD Sragen itu ada Rp2,1 triliun. Anggaran untuk belanja pegawai itu 65%. Tapi setelah kami telisik ke dinas-dinas, mereka juga masih mengalokasikan anggaran untuk belanja tenaga honorer. Jadi, belanja pegawai itu kalau ditotal bisa capai 75% untuk PNS dan tenaga honorer. Sementara selama dua tahun kepemimpinan saya, proyek infrastruktur menempati porsi tertinggi. Itu sebabnya kami selalu minta tolong kepada perusahaan swasta untuk membantu pemerintah dalam meringankan beban warga miskin,” ujar Yuni.

Yuni mengaku terharu dengan terobosan yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Sragen. Bupati menyadari sebagai pemilik RS Amal Sehat, dia belum bisa melakukan hal serupa.

“Apa yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Sragen ini luar biasa. Saya merasa terharu. Ini sekaligus menjadi kritikan kepada saya selaku pemilik rumah sakit,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya