SOLOPOS.COM - Ratusan siswa, guru, mahasiswa Unida, perwakilan Pergizi, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur berfoto bersama setelah sarapan bareng di halaman SDN 4 Sragen, Sabtu (6/5). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Kesehatan Sragen, Pergizi mengungkapkan 50 persen siswa SD tak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 2.400 anak di enam sekolah dasar (SD) di wilayah Sragen Kota sarapan secara serentak di sekolah masing-masing bersama produsen mi instan Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Sabtu (6/5/2017).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sarapan bersama itu diinisiasi Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi) untuk kampanye sarapan pagi bagi siswa SD di Indonesia. PT Indofood menerjunkan 80 orang dari pemasaran hingga juru masak di enam SD.

Tim PT Indofood itu tersebar di SDN 4 Sragen, SDN 1 Sragen, SDN 7 Sragen, SDN 18 Sragen, SDN 2 Sragen, dan SDN 6 Sragen. Juru masak paling banyak diterjunkan di SDN 4 Sragen karena jumlah siswanya mencapai 800 orang lebih.

Tim Indofood itu dibantu 110 mahasiswa dan tujuh dosen dari Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Ngawi, Jawa Timur, dan perwakilan Pergizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Bendahara Umum Pergizi, Lia Risnatuti, saat berbincang dengan Solopos.com di ruang Kepala SDN 4 Sragen, Sabtu siang, menyampaikan hasil penelitian menunjukan 50% siswa SD tidak sarapan sebelum berangkat sekolah.

Lia menjelaskan sarapan itu menjadi raja dimulainya aktivitas. Kalau siswa tidak sarapan, siswa berpotensi kesulitan untuk menyerap pelajaran yang disampaikan guru karena tidak ada asupan gizi ke otak untuk berpikir.

“Siswa tidak sarapan itu karena sulit bangun pagi. Di sisi lain, ibu-ibu kadang sibuk dan hanya memberi uang saku kepada anaknya tanpa memberi sarapan. Anak-anak pun membeli makanan sesukanya, seperti jajanan atau es. Para pakar gizi di Pergizi berusaha mengatasi permasalahan itu dengan kampanye sarapan untuk siswa SD,” ujarnya.

Untuk sosialisasi sarapan itulah, kata Lia, Pergizi bekerja sama dengan produsen mi instan dan menggandeng Unida Gontor untuk membantu di lapangan. Dia menyampaikan kandungan pada mi instan cukup memenuhi gizi sarapan anak dengan menambahkan sayuran dan susu.

Lia menargetkan setiap kabupaten sasarannya 2.000 siswa SD. Jadi total gerakan di 11 kabupaten itu menyasar 22.000 siswa SD. “Semula sosialisasi ini berlangsung di kota-kota besar. Kemudian pada tahun ini digiatkan di kota kabupaten, yakni di 11 kabupaten dan Sragen salah satunya,” tambahnya.

Area Sales Promotion Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Munadi, mengatakan tim dari Indofood memberikan teknis memasak mi goreng dengan sayur yang sehat. Mi itu disajikan dengan tempat saji terbuat dari kardus dan kemudian dimakan bersama-sama.

Di SDN 4 Sragen, Munadi menyampaikan tim juru masak menyediakan 1.100 porsi Indomie goreng kepada para siswa, guru, mahasiswa, dan orang tua wali murid yang hadir. “Setelah itu kami berfoto bersama di halaman sekolah,” tuturnya.

Kepala SDN 4 Sragen, Marjono, senang karena para siswa dan guru bisa sarapan gratis di sekolah. Dia menyampaikan acara sarapan bareng itu jarang dilakukan apalagi dengan menghadirkan tim dari PT Indofood.

“Kami berharap acara seperti ini bisa dilaksanakan lagi pada masa-masa mendatang. Kami mendapatkan dua keuntungan, yakni ilmu dan sarapan bersama. Ilmu dari para pakar gizi dan ilmu dari para juru masak PT Indofood,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya