SOLOPOS.COM - Ratusan tenaga kesehatan dan masyarakat sadar kesehatan mengikuti parade Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis di CFD Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (26/3/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Kesehatan Solo, BBKPM tiap bulan mendapati ada lima pengidap HIV yang menderita tuberkulosis (TB).

Solopos.com, SOLO — Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Solo pada 2016 melayani tiga sampai lima penderita tuberkulosis (TB) dengan HIV per bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BBKPM Solo, dr. Riskiyana S. Putra, menjelaskan daya tahan tubuh pengidap HIV menjadi lemah sehingga mudah terjangkit atau tertular penyakit. Sementara TB merupakan salah satu penyakit yang paling mudah menular.

TB ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui saluran napas. Tetes-tetes ludah/dahak yang dibatukkan penderita TB terbuka terhirup oleh penderita HIV.

“Supaya diketahui, tiap bulan kami menemukan sekitar 3-5 penderita baru TB dengan HIV. Jumlah temuan itu baru di BBKPM, belum termasuk di rumah sakit dan puskesmas di Solo. Begitu imunitas turun karena HIV, seseorang kemudian mudah terserang penyakit,” kata Riskiyana saat ditemui Solopos.com di sela-sela menghadiri acara Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis (TB) di depan Loji Gandrung, Minggu (26/3/2017).

Riskiyana menjelaskan kuman TB bisa bertahan hingga enam bulan, termasuk di tubuh manusia. Kuman akan menyerang ketika daya tahan tubuh mulai lemah. Dia mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima.

Riskiyana mengatakan Solo telah dinyatakan sebagai zona merah kasus TB karena ditemukan banyak kasus TB di masyarakat. “Solo masuk sebagai daerah berisiko tinggi dalam penyebaran TB. Selain padat penduduk, Solo merupakan kota dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Kondisi itu membuat kasus HIV enggak turun. Manakala kasus HIV enggak turun, ada penyakit TB yang mudah menular,” tutur Riskiyana.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, memastikan semua puskesmas dan rumah sakit di Solo tidak akan menarik biaya pengobatan bagi penderita TB. DKK meminta masyarakat langsung datang ke puskesmas atau RS seketika mendapati gejala TB pada dirinya maupun orang lain di sekitarnya.

Gejala seseorang menderita TB, antara lain berat badan turun, batuk dua pekan tidak sembuh apalagi sampai keluar dahak dan darah, serta keluar keringat tanpa aktivitas di malam hari.

“Sejak dulu pengobatan TB gratis. Cuma di Solo diperjelas sejak 2016 lalu. RS swasta bahkan bisa ambil obat ke kami secara gratis untuk pebderita TB. Penyakit TB memang salah satu yang menjadi prioritas penanganan di Indonesia. Penularannya relatif cepat dan mudah. Kalau enggak dikendalikan, penyakit bisa menular,” jelas Ning.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, acara puncak Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis di Solo diisi dengan kegiatan parade di arena car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Solo. Kegiatan tersebut diikuti ratusan orang perwakilan tenaga kesehatan puskesmas se-Solo, institusi pendidikan kesehatan, dan kelompok masyarakat peduli kesehatan.

Hujan tak menyurutkan semangat sekitar 800 orang untuk terlibat dalam kegiatan parade yang diadakan BBPKM bekerja sama dengan DKK tersebut. Mereka terus berjalan kaki menerabas Jl. Slamet Riyadi yang mulai lengang setelah ditinggal para pengunjung CFD berteduh dan pulang akibat hujan cukup deras.

Peserta parade berjalan kaki mulai dari depan Loji Gandrung menuju ke arah Gladak dan kembali lagi ke Loji Gandrung. Peserta parade berjalan sambil mengenakan atribut meriah dan membawa rontek-rontek serta spanduk berisi materi sosialisasi mengenai penyakit TB.

Mereka juga meneriakkan yel-yel agar menarik perhatian pengunjung CFD dan juga dewan juri yang menilai rombongan parade. Acara puncak Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis di Solo juga diisi dengan pembagian hadiah lomba cerdas cermat kader kesehatan dan senam asma.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya