SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelindung daerah rahasia wanita (Healthmeup.com)

Solopos.com, SOLO — Kaum hawa penting memiliki jiwa personal untuk menjaga kebersihan bagian rahasianya. Pasalnya, gara-gara mengabaikan kebersihan bagian pribadinya itu, kaum perempuan dibuat kerepotan, seperti munculnya masalah keputihan yang tidak wajar.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Cabang Solo, dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.K.K., keputihan menjadi masalah yang biasa dialami wanita. Bukan hanya membuat tidak nyaman, keputihan pun dapat mengganggu aktivitas pergaulan maupun hubungan suami istri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Prasetyadi tak menampik persoalan keputihan kerap membuat kaum hawa minder alias tak percaya diri dalam pergaulan. Keputihan yang tidak wajar hingga menyebabkan rasa gatal dan bau tidak sedap, membuat mereka tidak nyaman saat berkumpul bersama teman-teman.

“Perempuan wajib hukumnya menjaga kebersihan kemaluannya. Jangan mengabaikan persoalan keputihan,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (4/2/2014).

Prasetyadi menerangkan beberapa hal yang perlu dilakukan perempuan dalam menjaga kebersihan area pribadinya, seperti menggunakan celana kain katun. Tidak sering menggunakan celana jins ketat karena bisa melembapkan bagian kemaluan, serta yang lebih penting, mengurangi gurah vagina dan penggunaan obat antiseptik yang banyak beredar di pasaran.

“Sering melakukan gurah vagina dan pemakaian antiseptik justru merusak PH [tingkat kelembapan] vagina,” terang dia.

Perempuan, lanjut Prasetyadi, dalam mengatasi persoalan keputihan biasanya memilih menggunakan pantyliner. Namun ia berpesan agar perempuan berhati-hati memilih pantyliner. Prasetyadi meminta perempuan jeli memilih pantyliner yang baik, yakni yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit.

“Jangan menggunakan pantyliner yang membuat kulit iritasi. Kalau sudah menimbulkan iritasi segera dihentikan,” katanya.

Selain itu, Prasetyadi mengatakan perempuan harus mengganti pantyliner minimal dua kali sehari. Prasetyadi mengatakan kaum hawa jangan terlalu lama menggunakan pantyliner karena jika terlalu lama bisa menimbulkan kelembapan pada bagian vagina.

Prasetyadi  menjelaskan keputihan bisa bersifat fisiologis atau normal dan bisa juga gejala dari suatu penyakit atau patologis. Keduanya dapat dibedakan dari bentuk klinisnya. Keputihan yang merupakan penyakit biasanya berwarna putih seperti susu, kekuningan ataupun kehijauan, sering kali terasa gatal dan berbau tidak enak ataupun berbau amis, kadang disertai ruam kemerahan di sekitar alat kelamin.

Keputihan karena penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, parasit ataupun jamur dan harus segera diatasi agar tidak membahayakan. Penyebab lain adalah alergi, misalnya terhadap bahan dari pakaian dalam ataupun pembalut dan pantyliner.

“Keputihan jenis lainnya adalah keputihan yang sifatnya normal atau fisiologis. Keputihan ini terjadi karena proses normal tubuh dan biasanya terjadi pada hampir setiap wanita, misalnya saat menjelang menstruasi dan setelah menstruasi,” jelasnya.

Prasetyadi meminta perempuan segera memeriksakan diri ke dokter jika keputihannya sudah berbau, gatal, kental, timbul rasa nyeri atau sakit saat berhubungan seksual. Disinggung mengenai banyaknya perempuan yang memilih cara tradisional, seperti minum jamu kunyit atau rendaman daun sirih, Prasetyadi mendukung langkah tersebut. “Tidak masalah minum [jamu] kunyit atau rendaman sirih. Itu malah bagus, alamiah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya