SOLOPOS.COM - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar. (JIBI/Solopos/Antara)

Kesehatan rakyat menjadi fokus perhatian pemerintah. Tahun ini, pemerintah melaksanakan program desa sehat.

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersinergi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginisiasi program desa sehat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tahap awal kerja sama pada tahun 2015 akan memprioritaskan wilayah-wilayah perbatasan yang bertumpu pada pembangunan puskesmas, bidan desa, dan juga ketersediaan air bersih.

“Proyeksi kerja sama tahap awalnya difokuskan ke daerah-daerah perbatasan,” kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dilansir Antara, Sabtu (3/1/2015).

Setelah itu, kata Marwan Jafar, baru wilayah lainnya. Kebijakan pembangunan ini dalam kerangka keterjangkauan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan percepatan keberdayaan masyarakat desa dalam budaya sehat.

Pembangunan perdesaan sehat akan berdampak pada daya dan budaya sehat bagi masyarakat desa.

Hal ini, menurut Marwan, penting dilakukan dalam rangka mempercepat terwujudnya Desa Mandiri sesuai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Sinergitas dua kementerian ini, menurut dia, sangat penting karena keduanya juga punya skala prioritas bagi masyarakat di perdesaan, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

Kerja sama yang bisa dilakukan, seperti keterjangkauan air bersih dan sanitas bagi setiap rumah tangga serta gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita,” kata Marwan.

Mengacu pada hasil pendataan Potensi Desa (Podes) 2011, Marwan menegaskan sebaran tenaga dan sarana kesehatan di desa-desa, terutama pada wilayah kepulauan, masih relatif sangat kecil.

Marwan menyebutkan dari 5.427 desa dengan jumlah 7.647.788 penduduk di wilayah kepulauan, terdapat 874 pos kesehatan desa (poskesdes), sementara bidan desa berjumlah 5.179 orang.

“Dari data ini menunjukkan kekurangan sebanyak 4.533 poskesdes, dan 248 bidan,” ujarnya.

Jumlah itu, lanjut Marwan, tentu jauh dari kebutuhan dalam menjamin kesehatan bagi masyarakat desa.

“Idealnya, satu desa terdapat satu sarana kesehatan meliputi satu pokesdes, satu bidan, dan satu perawat. Ke depan, kita target program ini bisa mulai terealisasi sehingga budaya sehat masyarakat desa terjamin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya