SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Saat terjadi luapan Kali Winongo yang menggenangi rumah warga, beberapa waktu lalu, satu orang diduga suspect leptospirosis.

 

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Kesehatan Kota Jogja mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit leptospirosis atau penyakit yang disebabkan kencing tikus saat terjadi banjir. Saat terjadi luapan Kali Winongo yang menggenangi rumah warga, beberapa waktu lalu, satu orang diduga suspect leptospirosis.

“Satu pasien kita temukan suspect leptospirosis dengan tanda-tanda penyakit itu,” kata Kepala Puskesmas Tegalrejo, Prie Mahdayanti, saat dihubungi Rabu (16/3/2016).

Mahdayanti mengatakan pasien tersebut mengalami gejala panas tinggi disertai pegal-pegal di bagian kaki. Pihaknya sudah mengambil sampel darah dan mengecek kesehatan dari pasien tersebut, namun hasilnya masih menunggu analisa laboratorium.

Menurut dia, penyakit leptospirosis biasanya memang menyerang warga pascabanjir. Di wilayahnya terutama Kelurahan Bener, salah satu lokasi yang terkena luapan Kali Winongo pada Sabtu (12/3) malam lalu.

Pihaknya juga sudah mengirim petugas survailans ke lokasi bencana luapan Kali Winongo untuk melakukan pemantauan, dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk segera memeriksakan ke puskesmas jika ada warga yang terkena gejala leptospirosis.

“Kalau ada gejala demam, panas, pegal-pegal segera periksa,” ujar Mahdayanti.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia Kisworini mengatakan telah mengeluarkan surat edaran waspada penyakit leptospirosis ke semua puskesmas. Ia juga mengimbau warga lebih tanggap jika menemukan gejala penyakit yang disebabkan bakteri leptospira segera memeriksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Fita mengatakan penyakit leptospirosis beresiko tinggi masuk ke rumah warga yang terkena banjir atau tempat lembab. Air kencing tikus bisa bertahan sampai beberapa hari di area lembab atau area berair. Namun jika terkena matahari bakteri leptospira akan mati, “Yang penting perlu kewaspadaan,” katanya.

Data Dinas Kesehatan Kota Jogja, selama tahun lalu terdapat 26 kasus leptospirosis. Enam orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut meningkat di banding 2014 sebanyak 23 kasus, satu di antaranya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya