SOLOPOS.COM - Makanan bervitamin ilustrasi (ajraksa.blogspot.com)

Makanan bervitamin ilustrasi (ajraksa.blogspot.com)

Zat yang kurang maupun berlebih di dalam tubuh tidak baik untuk kesehatan. Jika asupan zat besi berkurang maka tubuh akan lemas dan anemia. Adapun jika kelebihan zat besi, risikonya lebih parah yakni stroke dan penyakit jantung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kadang orang justru tidak memperhatikan apakah zat yang berlebih yang ada di dalam tubuh, berpikirnya selalu kurang. Kurang gizi atau vitamin,” kata dokter umum Widayati kepada Harian Jogja, di Kompleks Kolombo, Sleman, Minggu (22/7).

Ia mengatakan, masyarakat justru banyak yang mencemaskan kelebihan kolestrol, lemak, dan kurang menyadari dampak kesehatan dari kelebihan zat besi. Menurutnya, kelebihan zat besi lebih berisiko menimbulkan serangan jantung dan stroke. Disamping itu, zat besi yang berlebih juga bisa menganggu kesehatan pembuluh darah.

Pasalnya, kadar besi yang tinggi berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah. Dari sisi medis dijelaskan, zat besi mudah bereaksi dengan oksigen membentuk radikal bebas. Setelah itu radikal bebas akhirnya merusak kolestrol segar yang tadinya tak berbahaya karena teroksidasi asam lemak sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

“Maka dari itu disarankan cerdas memilih suplemen kesehatan karena biasanya mengandung zat besi. Bila tidak benar-benar kekurangan zat besi atau anemia, mending tidak usah mengonsumsi,” ujar dia.

Soalnya, katanya, jika dipaksakan minum suplemen berzat besi padahal zat besi dalam tubuh dalam kondisi normal maka tubuh justru menumpuk zat besi. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus dan tanpa disertai kontrol kesehatan, tanpa disadari sepenuhnya pembuluh darah akan terganggu dan memicu stroke.

Gangguan penyempitan pembuluh darah karena kelebihan zat besi lebih rentan terjadi pada perempuan. Widayati mengatakan, faktor haid setiap bulan memungkinkan perempuan usia subur akan berkurang zat besi saat haid setiap bulannya. Dengan alasan itu, banyak perempuan memilih menggantinya dengan mengonsumsi suplemen berkadar zat besi tinggi.

Di samping itu, kebiasaan konsumsi yang kurang tepat juga seringkali terjadi. Misalnya pada keluarga yang berupaya memenuhi kebutuhan zat besi dengan memasak bayam. Beberapa pengalaman, kata Widayati, menyampaikan bahwa kadang sayur bayam juga dihangatkan kembali sebelum dimakan.

“Padahal itu berbahaya, bayam cukup sekali dimasak sebelum dihabiskan dikonsumsi. Kalau sayurnya dimasak atau dihangatkan ulang, zat besinya lebih tinggi” tegasnya.

Warga Wirogunan, Muslimatun, mengatakan memasak bayam baiknya hanya sekali langsung habis. “Saya pernah dapat penyuluhan kesehatan, dan pelatih dari Poltekes Jogja mengatakan, bayam yang dihangatkan tidak baik bagi tubuh,” ujarnya.

Diketahui, bayam memiliki kandungan zat besi tinggi. Bagi penderita anemia biasanya disarankan mengonsumsi bayam untuk memulihkan kebugaran tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya