SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melambaikan tangan kepada warga saat kirab budaya Apitan Kalisegoro di Ampel, Kalisegoro, Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (19/8/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Kesehatan Jateng, upacaya pencegahan virus rubella dilakukan dengan imunisasi MR.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menganjurkan adanya sosialisasi secara komprehensif terkait imunisasi Measles dan Rubella (MR) kepada masyarakat.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Dilansir laman berita Antara, Rabu (23/8/2017), anjuran itu disampaikan Ganjar menyusul kekhawatiran dari masyarakat terkait dampak pascaimunisasi MR, seperti yang dialami siswa SMP di Demak maupun di Jawa Barat (Jabar).

“Kekhawatiran orang tua untuk mengikutsertakan anaknya pada program imunisasi MR dapat diatasi dengan menyampaikan informasi yang komprehensif tentang vaksin tersebut,” kata Ganjar.

Ganjar mengatakan sosialisisasi komprehensif bisa mencakup penjelasann tentang kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) agar kalangan orang tua tidak khawatir.

“Beberapa waktu lalu tersiar kabar ada seorang anak di Demak yang baru saja diimunisasi MR justru sakit dan diopname di RSUP Kariadi. Setelah diperiksa dokter, ternyata anak itu memiliki penyakit bawaan, KIPI mesti bisa dijelaskan ke masyarakat,” beber politikus dari PDI Perjuangan itu.

Ganjar meminta pihak terkait untuk memberikan penjelasan yang rasional dampak orang yang terkena penyakit campak dan rubella.

“Kita ceritakan bahayanya bila infeksi rubella terjadi pada wanita hamil trisemester pertama sebab berdampak aborsi spontan, kelainan kongenital, retardasi mental yaitu penurunan mental tapi tidak seperti down syndrome, kelainan jantung, hingga gangguan penglihatan. Mau enggak terjadi seperti itu? kalau tidak mau, ayo ikut lakukan vaksinasi MR,” katanya.

Kendati sosialisasi belum dijalankan secara maksimal, Ganjar mengapresiasi capaian pelaksanaan program imunisasi MR bagai anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun di Jateng yang baru berlangsung sekitar 21 hari.

“Meskipun pelaksanaan vaksinasi dua bulan, ternyata baru 21 hari capaiannya sudah lebih dari 54,23%. Artinya, banyak [warga] yang mau, banyak yang sadar,” ujar Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya