Haji
Senin, 22 Oktober 2012 - 18:40 WIB

KESEHATAN HAJI: Honor Minim, Dokter Spesialis Ogah Masuk Tim Kesehatan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang jemaah yang sakit diusung dengan tandu oleh petugas kesehatan di Masjidil Haram, Mekah. Aparat pelayanan haji di daerah diimbau lebih ketat memeriksa kondisi kesehatan para calon haji karena banyak jemaah yang sakit parah ternyata lolos bisa berangkat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Seorang jemaah yang sakit diusung dengan tandu oleh petugas kesehatan di Masjidil Haram, Mekah. Aparat pelayanan haji di daerah diimbau lebih ketat memeriksa kondisi kesehatan para calon haji karena banyak jemaah yang sakit parah ternyata lolos bisa berangkat. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

MEKAH –Minimnya honor yang diberikan Kementerian Agama kepada dokter yang bertugas sebagai anggota tim kesehatan haji menjadi sebab minimnya minat dokter spesialis mendaftarkan diri bergabung. Bahkan saat ini tidak ada satu pun dokter spesialis yang mendaftarkan diri sebagai petugas kesehatan haji 1433 Hijriah.
Advertisement

Menurut anggota Tim Pengawas Penyelenggaraan Haji 2012 dari Fraksi PDI Perjuangan DPR, Eva Kusuma Sundari, jika akhirnya ada sejumlah dokter spesialis anestesi, ginjal, bedah, dan jantung yang berangkat, itu karena permintaan pribadi dari para senior dokter atau eks pengajar mereka. “Semua personel pendukung Kemenag dalam penyelenggaraan haji, mulai dari sopir, perawat, cleaning service, hingga dokter, termasuk yang spesialis, mendapat honor yang sama, yaitu Rp760 ribu/hari,” katanya.

Dengan demikian, kata Eva, para dokter spesialis yang akan bertugas selama tiga bulan hanya akan mendapat honor kurang lebih Rp60 jutaan, atau jauh dari penghasilan mereka di Tanah Air yang bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan. “Wajar jika akhirnya jumlah dokter spesialis di tim kesehatan haji amat sedikit, jauh dari yang dibutuhkan,” katanya.

Meski demikian, lanjut dia, para dokter spesialis beserta para tenaga paramedis tetap memberikan pelayanan yang prima penuh dedikasi dan profesionalitas. Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR RI itu lantas mengusulkan agar DPR memberikan penghargaan resmi kepada mereka atas pelayanan yang lebih didorong pengabdian dan kesukarelawanan tersebut. Untuk selanjutnya, Kemenag sepatutnya membuat kebijakan skala pemberian honor yang adil dan responsif terhadap faktor opportunity loss bagi para dokter spesialis.

Advertisement

Hal itu menurut dia juga mengemuka dalam rapat koordinasi Timwas DPR untuk Penyelenggaran Haji 2012 pada Sabtu (20/10/2012) malam di Mekah, Arab Saudi. Pada kesempatan itu, Dr Nizar Shihab PhD menyampaikan apresiasi yang tinggi atas keterlibatan para dokter spesialis yang akhirnya mau berpartisipasi dalam Tim Kesehatan Kemenag pada musim haji 2012.

Saat itu para dokter juga mengusulkan agar ada pemeriksaan kesehatan yang lebih ketat oleh pemerintah daerah karena pasien-pasien yang berpenyakit berat, seperti tumor otak, gagal ginjal (sehingga harus menjalani cuci darah), pikun, depresi, bisa lolos, padahal sejak kedatangan sudah tidak bisa menjalani ibadah sama sekali. “Screening kesehatan yang lemah ini juga diduga menjadi penyebab banyaknya calon haji Indonesia yang meninggal dunia. Hingga Minggu [21/10/2012] subuh, di Madinah tercatat 19 Calhaj meninggal dunia, sedangkan di Mekkah ada 67 orang yang meninggal dunia,” kata Eva.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif