SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

ilustrasi (google img)

Cerebral palsy atau disebut CP merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelumpuhan fungsi motorik akibat kerusakan otak pada anak. Penyakit adalah salah satu gangguan bawaan yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Fisioterapis CP, Ekayunia menyampaikan, gangguan kesehatan tersebut terjadi karena gangguan saraf permanen. Akibatnya fungsi motorik kasar, motorik halus, juga kemampuan bicara anak terganggu.

Karena CP berpengaruh pada fungsi koordinasi otot, maka gerakan sederhana sekalipun seperti berdiri tegak pada kasus tertentu akan menjadi sangat sulit. “Fungsi vital lainnya yang berkaitan dengan fungsi otot ikut terpengaruh jika tidak telaten dilatih,” jelasnya di kompleks RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Rabu (23/8).

Kondisi anak dengan CP juga mengakibatkan masalah kesehatan lainnya seperti gangguan pengelihatan, pendengaran, gangguan bicara dan belajar. Namun, tingkat kondisi anak dengan CP antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Eka menuturkan, anak dengan CP perlu pendampingan intensif dari orang-orang di sekitarnya. Perawatan, pengobatan, bantuan peralatan khusus, dan pada beberapa kasus dengan tindakan operasi dapat membantu anak dengan CP menjalani kehidupannya.

Dokter spesialis anak, Sunartini menambahkan, penyebab CP hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, diketahui anak-anak yang berisiko CP antara lain bayi prematur, bayi dalam ventilator selama lebih dari empat minggu, dan bayi pendarahan otak.

“Banyak kasus CP merupakan akibat masalah saat kehamilan misalnya terjadi kerusakan otak sehingga tidak berkembang normal. Bisa karena infeksi, masalah kesehatan pada saat kehamilan, dan lainnya,” terang pendamping anak-anak CP ini.

Orangtua dengan anak CP, Novia Rukmi, 39 mengatakan, perlu penanganan dan ketelatenan merawat anak CP. Putrinya, Syaharani, 11 belum lama bisa berjalan setelah usia tujuh tahun hanya bisa berbaring dan duduk. Meski tidak tegak dalam berjalan, Syaharani bisa berkomunikasi dengan ibunya.

“Bentuk komunikasi anak CP memang tidak sama dengan anak-anak lainnya, tetapi bagaimana anak mengajak komunikasi itu yang perlu diperhatikan. Pendampingan sangat dibutuhkan,” jelas Novia.

Karena CP belum banyak diketahui meski penyandangnya cukup banyak, Novia kini aktif memberikan advokasi dan informasi mengenai anak-anak disabilitas CP. Berbagai pertemuan dan berbagi pengalaman sering dilakukan sebagai bagian pendampingan kepada anak-anak CP.

Novia mengatakan, anak CP bukan anak autis atau down syndrome. Dengan demikian penanganannya juga tidak bisa disamakan. Selama merawat putrinya, selain melakukan konsultasi dan berbagi dengan sesama orangtua CP, Novia juga tekun merawat dan mengajarkan anaknya untuk belajar secara mandiri.

Cara Mencegah CP

– Jika berencana mempunyai anak, pastikan mengikuti langkah-langkah kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi pada waktunya

– Sebelum hamil, perlu memperhatikan pola makan sehat

– Mengontrol diabetes, anemia, hipertensi, dan kekurangan nutrisi pada masa kehamilan

Diolah dari berbagai sumber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya