SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Sejumlah hewan ternak  di Ngemplak, Boyolali, positif mengidap leptospirosis.

Solopos.com, BOYOLALI — Penyakit leptospirosis ternyata tak hanya menyerang manusia hingga mengakibatkan kematian tiga warga Boyolali. Penyakit yang diakibatkan bakteri leptospira yang dibawa air kencing tikus itu juga menjangkiti hewan ternak milik warga Kecamatan Ngemplak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) pada Disnakan Boyolali Afiany Rifdania mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah yang diambil dari ternak di wilayah tersebut, ada di antaranya yang positif mengidap bakteri leptospira. Pengambilan sampel darah di Ngemplak ini didasarkan atas adanya temuan leptospirosis pada manusia di wilayah tersebut. (Baca: 3 Nyawa Melayang Akibat dalam 1,5 Bulan akibat Leptospirosis)

Ekspedisi Mudik 2024

“Pada 2017 kami sudah mengirimkan 32 sampel ke laboratorium di Salatiga untuk diteliti dan semuanya hasilnya negatif. Pada 2018 ini, kami baru ambil 25 sampel. Sebanyak 15 sampel masih diteliti dan 10 sampel sudah keluar hasilnya, tiga di antaranya positif mengandung bakteri leptospirosa. Ada kambing, domba, dan sapi,” ujarnya saat ditemui wartawan di kantornya baru-baru ini.

Atas temuan ini, Dinas Kesehatan bergerak cepat dengan memberikan pengobatan terhadap hewan terjangkit. Pengobatan dilakukan dengen memberikan antibiotik melalui suntikan kepada ternak-ternak tersebut.

Selain untuk menyembuhkan ternak, pengobatan juga bertujuan agar penyakit ini tidak menular ke ternak lain serta kepada manusia. “Kami berusaha mencegah dan menanggulangi agar penyakit ini tidak menyebar ke mana-mana,” imbuhnya.

Di sisi lain, Afi menjelaskan penyakit leptospirosis sifatnya subklinis sehingga tidak tampak dari luar pada ternak-ternak tersebut. Dari luar, ternak yang terkena penyakit ini tetap tampak sehat-sehat saja.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Sherly Jeanne Kilapong, mengatakan ternak yang tertular bakteri leptospira aman dikonsumsi asalkan dimasak secara matang terlebih dahulu.

“[Jika ternak belum diobati] kalau mau dimakan boleh saja asal sudah dimasak dengan baik dan bagi yang memotong hewan ternak hati-hati kalau punya luka. Penyakit ini bisa menular melalui luka,” ujarnya.

Penderita leptospirosis di Boyolali sejak Januari 2018 mencapai enam orang, tiga di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, angka pengidap penyakit yang disebabkan bakteri leptospira ini juga cukup tinggi pada tahun sebelumnya.

“Iya, di awal tahun ini sudah ada enam kasus penyakit leptospirosis dan tiga orang di antaranya meninggal dunia,” ungkap Sherly saat ditemui di kantornya.

Menurutnya, para korban penyakit akibat bakteri dari kencing tikus tersebut berasal dari wilayah Kecamatan Ngemplak dan Banyudono. Sedangkan penderita lainnya berasal dari wilayah Kecamatan Nogosari, Andong, dan Musuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya