SOLOPOS.COM - Wakil beberapa instansi dan pemangku kepentingan di Kabupaten Boyolali dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membahas pencegahan penularan leptospirosis dalam rapat koordinasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Kamis (1/3/2018). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/SOLOPOS)

Cegah leptospirosis, Pemkab Boyolali bertekad kendalikan populasi tkus

Solopos.com, BOYOLALI—Salah satu upaya menanggulangi penyakit leptospirosis di Boyolali adalah mengendalikan populasi tikus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengendalian populasi tikus itu dilakukan secara mandiri maupun massal di rumah penduduk maupun di persawahan. Demikian salah satu rekomendasi rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dengan beberapa pihak terkait di kantor dinas tersebut, Kamis (1/3/2018).

Para pihak tersebut adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Salatiga, dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina,  mengatakan dalam pengendalian populasi tikus ini ia akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali. (baca juga: KESEHATAN BOYOLALI : Kondisi Bangunan Bakal Rumah Sakit Juwangi Bikin Warga Gerah)

”Pengendalian tikus dengan cara mengurangi populasi secara massal atau gropyokan maupun secara mandiri dengan dengan tata cara sesuai prosedur. Ada prosedur khsusus mengendalikan populasi tikus. Kami akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian,” ujar dia kepada wartawan seusai acara.

Dinas Kesehatan juga akan melakukan surveilans ketat di daerah yang terdapat kasus maupun pengidap leptospirosis, baik terhadap manusia maupun hewan, selama dua kali masa inkubasi bakteri leptospira (penyebab leptospirosis) atau selama 14 hari.

Dalam diskusi tersebut mengemuka bahwa leptospirosis sebagian besar menjangkiti petani. Dinas Kesehatan akan menyosialisasikan pola hidup bersih dan sehat, khususnya kepada petani dan masyarakat luas pada umumnya.

”Sosialisasi ini tentang risiko leptospirosis, membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta perawatan luka yang benar. Luka merupakan salah satu jalan menularnya penyakit ini,” kata Ratri.

Secara internal Dinas Kesehatan akan meningkatkan keterampilan sumber daya manusia tenaga medis mengenai deteksi dini dan tata laksana kasus leptospirosis.

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan menyelenggarakan seminar dengan narasumber dari RSUP dr. Kariadi, Semarang, dan RSUD Sunan Kalijaga, Demak, yang akan difasilitasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Salatiga serta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Juwaris, menjelaskan akan mengintensifkan surveilans dan pengobatan kepada ternak yang positif terkena leptospirosis.

“Di lokasi yang terdapat kasus maupun korban jiwa akan kami lakukan surveilans, pengambilan sampel serta ternak, berikut pengobatannya bagi ternak yang positif terjangkit leptospirosis,” ujar Juwaris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya