SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Pendem, Desa Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, mengikuti pengobatan gratis Program Kesehatan Masyarakat Keliling (Prosmiling) yang diselenggarakan Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Boyolali bersama RSI Banyubening, Kamis (12/11/2015). (Istimewa)

Kesehatan Boyolali masih terjadi anak kurang gizi dan keengganan warga berobat ke fasilitas kesehatan.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga Desa Bengle, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, lebih memilih berobat ke dukun ketimbang mendatangi fasilitas kesehatan dan bidan yang ada di desa tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala Desa Bengle, Budiyono, temuan adanya anak yang mengalami kurang gizi di desa tersebut tak lepas dari minimnya kesadaran warga berobat ke pusat pelayanan kesehatan.

Untuk diketahui, saat pelaksanaan Program Kesehatan Masyarakat Keliling (Prosmiling) oleh Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Boyolali bersama RSI Banyubening di Dukuh Pendem Desa Bengle, Kamis (12/11/2015), ditemukan dua anak mengalami kurang gizi.

“Mayoritas [anak] balita mengalami gizi kurang dengan berat badan di bawah rata-rata, di antaranya kakak beradik, Mexsen, 6, dan Zahwa, 14 bulan. Masing-masing memiliki berat badan 10 kg dan 5 kg,” jelas Koordinator Program PKPU Boyolali, Taufik Nur Hidayat, Minggu (15/11/2015).

Sementara itu, Budiyono menambahkan Pemerintah Desa (Pemdes) Bengle sudah semaksimal mungkin menyosialisasikan kepada masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan minimal di polindes.

Bahkan, program imunisasi dan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak rutin dilaksanakan.

“Tetapi semuanya kembali ke masyarakat. Memang Bengle khususnya Dukuh Pendem jauh dari puskesmas tetapi kami punya polindes dan satu bidan desa. Namun, untuk urusan berobat atau melahirkan, warga lebih memilih ke dukun,” imbuh Budiyono.

Pemdes Bengle berharap pemkab turun tangan agar masalah kesehatan khususnya bayi dan anak di Desa Bengle bisa teratasi.

Sementara itu, Prosmiling yang diselenggarakan PKPU bersama RSI Banyu Bening diakses oleh 110 warga. Mereka dibantu pengobatan gratis untuk berbagai macam penyakit serta PMT untuk anak balita agar anak-anak yang kurang gizi bisa mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk tubuhnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes), dr.Sherly Jeanne, mengakui pengetahuan masyarakat Boyolali utara terkait kesehatan khususnya bayi dan anak masih perlu ditingkatkan.

“Selama ini kami selalu meminta petugas puskesmas untuk terus menyosialisasikan pola asuh orang tua terhadap anak dan pemberian makanan sehat,” imbuh Sherly.

Dia juga tidak menampik banyaknya warga di wilayah utara khususnya ibu hamil yang memilih ke dukun.

Terkait gizi kurang pada anak, Sherly menyebut di Boyolali masih ada 1.000-an kasus. Dari 1.000-an kasus itu, justru kebanyakan terjadi di wilayah Banyudono dan Nogosari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya