SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata. Lensa yang awalnya bening berubah menjadi putih keruh hingga penglihatan bisa kabur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gangguan penglihatan yang menyerang anak-anak bahkan bayi yang baru lahir disebut katarak kongenital. Dokter spesialis mata di Rumah Sakit Dr Yap, Wasisdi Gunawan mengatakan, risiko hambatan penglihatan anak berkembang dari bayi hingga usia enam tahun.

“Jika terjadi maka perkembangan penglihatan akan terganggu. Jika didiamkan dan orangtua kurang mengetahui maka berisiko terkena ambliopia yang mengakibatkan mata malas,” katanya kepada Harian Jogja, kemarin (13/6).

Mendeteksi dan menangani katarak sejak dini penting sebelum terjadi ambliopia alias ketidakmampuan retina menerima bayangan benda dari luar. Retina tidak terangsang cahaya bisa menghambat perkembangan retina hingga kebutaan.

Wasisdi mengungkapkan, tidak mudah mendeteksi katarak pada bayi dan anak-anak. Indikasi gangguan katarak antara lain mata tengah tampak putih ketika dililing dan seringkali mata tampak juling dan tidak perhatian objek.

Jika mendapati mata bayi atau anak-anak tidak fokus dengan bola mata aktif bergerak, itu bisa salah satu tanda gangguan katarak.

Dampak Panjang
Katarak dapat menurunkan tingkat kecerdasan karena anak sulit berkonsentrasi. Adapun penyebab katarak pada bayi biasanya disebabkan infeksi virus saat masih dalam kandungan, yakni Rubella Syndrome (campak Jerman) dan rentan terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan. Rubella syndrome gejalanya seperti gatal-gatal, panas disertai bercak merah pada kulit.

Penyakit ini disebabkan virus yang berasal dari udara yang menyerang seperti virus influenza. “Indikasi umumnya karena bawaan keturunan, inveksi virus rubella dan toksoplasma. Selain itu ada kelainan sindrom down yakni kelainan yang menyangkut organ tubuh,” lanjut Wasisdi.

Adapun mengatasi katarak hanya bisa dengan operasi jika kekeruhan kurang dari tiga milimeter. “Ketika kerusakan mata belum sampai tiga mili maka mata masih bisa melihat dari tepi dan kadang bisa dibantu dengan obat tetes tertentu untuk pelebaran pupil,” terangnya.

Sumiati, 36, ibu dari Anggayudhi, 4, anak dengan katarak, mengatakan, sakit pada mata anaknya disarankan untuk dioperasi. Setelah operasi mata direhabilitasi dengan akan ditanam lensa apabila bola mata cukup besar. Selain itu, bisa dibantu dengan memakai kacamata cukup tebal yakni plus 10.

“Soalnya akan kehilangan plus 10 dan kalau tidak ditukar dengan lensa maka mata akan kabur,” ujar Sumiati. Alat bantu lain yang bisa dipakai adalah lensa kontak dengan syarat orangtua bisa memasang dan merawat dengan rutin.

Pencegahan katarak pada bayi dan anak-anak bisa dilakukan saat ibu hamil. Diantaranya, dengan kontrol ke dokter secara rutin dan memperhatikan asupan gizi. Bisa juga dengan infeksi campak dengan imunisasi, mencegah terjadinya Ophthalmia Neonatorum pada bayi baru lahir dengan memberikan tetes mata antibiotik pada seluruh bayi yang baru lahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya