SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

040809ahtenaneLiburan kenaikan kelas kemarin, Jon Koplo, siswa kelas V SD di Boyolali ini khitanan. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar mulai dari proses eksekusi ”burung” hingga pesta kecil-kecilan yang diadakan di rumahnya.

Malamnya, karena orangtua Koplo, Pak Tom Gembus dan Bu Gendhuk  Nicole sibuk nemoni para tamu dan sanak kadang yang masih berdatangan, maka yang menemani Jon Koplo istirahat di kamar adalah Mbah Cempluk, neneknya. Mungkin karena reaksi obat bius yang memudar, Koplo yang lagi klekaran di tempat tidur itu mulai merasakan perih pada ”burung”-nya.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

”Perih, Mbah…” sambat Koplo sambil pringisan.

Mbah Cempluk yang lagi ngantuk theklak-thekluk di kursi samping tempat tidur Koplo lalu bangkit mengambil kipas anyaman bambu.

”Sarunge plotrokna sik, Le!” suruh Mbah Cempluk.

Lumayan, setelah sarungnya agak ditarik ke bawah dan ”burung” yang masih diperban itu kena semilir angin dari kipas, rasa perih tadi agak berkurang. Tapi dasar Mbah Cempluk yang sudah ngantuk, gerakan kipas di tangannya lambat laun makin pelan, pelan, dan…

”Woadhuhiyuuung…!!!” jerit Koplo kesakitan.

Mbah Cempluk langsung terjaga. Para tamu dan bapak ibu Koplo juga langsung berlarian ke kamar.

”Ngapa, Plo?” tanya Pak Gembus.

”Adhuh, Pak. Manukku kesampluk tepas. Lara banget,” sahut Koplo sambil menangis.

Bukannya kasihan, para tamu malah pada ngguyu. Setelah dijelaskan kejadian yang sebenarnya, dengan bijaksana, Pak Tom Gembus mengambil kipas dan mengganti posisi Mbah Cempluk untuk nepasi ”burung” Koplo, lalu menyuruh Mbah Cempluk istirahat. o Kiriman Joko Prastowo, Jaten RT 02/RW I, Simo, Boyolali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya