SOLOPOS.COM - Petugas Jasa Raharja memeriksa kondisi Minibus Panca Tunggal yang terguling di Dusun Kepuh Kulon RT 002/RW 003, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Selasa (22/11/2022). Sebanyak delapan orang meninggal dunia akibat peristiwa tergulinganya minibus tersebut. (Solopos.com/Muhamamad Diky Praditia) 

Solopos.com, WONOGIRI — Sekitar 30 penumpang Minibus Panca Tunggal yang terguling di Dusun Kepuh Kulon RT 02/RW 03, Desa Bumiharjo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri saling bertumpukan di dalam bus, Senin (11/22/2022). Akibatnya, delapan penumpang di antaranya meninggal dunia.

Salah satu warga Dusun Kepuh Kulon, Jaimin, 60, mengatakan total penumpang Minibus Panca Tunggal 43 orang. Mereka merupakan rombongan penjenguk warga yang baru saja melahirkan bayi di Dusun Kepuh Kulon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selepas Isya, rombongan beranjak pulang. Namun belum jauh dari lokasi rumah warga yang dijenguk, minibus terguling ke lahan sawah yang berair lantaran tidak kuat menanjak di jalan yang dilewati.

“Saat terguling, penumpangnya tumpuk-tumpukan [saling bertumpuk] di dalam bus. Yang paling kasihan, karena ada airnya. Mungkin tidak bisa bernafas. Ada 30-an orang yang di dalam bus itu waktu bus terguling,” kata Jaimin ketika diwawancarai Solopos.com di lokasi kejadian, Selasa (22/11/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menceritakan, sebelum rombongan beranjak pulang, beberapa warga mengingatkan sopir agar tidak melewati jalan yang menurun sekaligus menanjak itu. Sebab jalan bercorak beton itu berlumut, licin, terlebih saat itu kondisi jalan masih basah setelah terkena hujan.

Baca Juga: Mitos Larangan Pengantin Melintasi Gunung Pegat Wonogiri dalam Hukum Islam

Warga sudah menyarankan agar minibus melewati jalan lain, yaitu jalan yang sebelumnya dilalui minibus saat menuju ke rumah warga yang dijenguk. Namun demikian, sopir tidak mengindahkan saran warga dan memaksakan melewati jalan seluas sekitar lima meter itu.

“Dari 43 penumpang itu, tujuh penumpang memilih tidak naik dulu karena takut. Mereka memilih menunggu di jalan raya. Lokasi rumah warga yang dijenguk dari jalan raya sekitar 100 meter,” katanya.

Jaimin tidak mengetahui jelas mengapa sopir itu tetap memaksakan jalan tersebut. Padahal waktu berangkat dari Desa Kulurejo minibus itu melewati jalan yang jauh lebih aman. 

“Mungkin dia berpikir karena jarak rumah dan jalan raya tidak jauh jika melewati jalan ini. Makanya memilih jalan itu walaupun berbahaya. Padahal kalau dihitung, jalan ini dengan dengan jalan yang aman itu perbandingannya enggak jauh. Kalau lewat jalan yang aman itu enggak sampai lima menit sudah sampai jalan raya,” jelasnya.

Baca Juga: Sopir Minibus Telah Diamankan, Kapolres Wonogiri Pimpin Olah TKP

Saat kejadian, Jaimin berada tidak jauh dari lokasi. Dia sontak kaget ketika mengetahui minibus itu terguling.

“Suaranya keras terdengar. Keadaan kacau, banyak yang teriak-teriak,” ujar Jaimin.

Salah seorang warga lain, Ratno, mengungkapkan jalan tersebut memang sangat berbahaya untuk dilalui. Warga berani melintasi jalan itu saat jalan kaki dan menggunakan sepeda motor saja. Sementara mobil jarang sekali yang berani melintas.

“Sopir sudah diingatkan untuk tidak melintasi jalan itu. Tapi tetap ngeyel. Sopir sudah diarahkan melewati jalan lain, yaitu gang yang berada di sebelah selatan. Lha wong warga kalau naik mobil saja enggak berani lewat jalan sini kok,” kata Ratno.

Baca Juga: Minibus yang Nahas di Gunung Pegat Wonogiri Lebihi Kapasitas

Dia menambahkan, korban banyak yang luka-loka dan beberapa meninggal di lokasi kejadian. Menurut pengamatannya, ada 10 ambulans datang untuk evakuasi korban. 

“Tapi mobil ambulans datang agak lama. Jadi evakuasi korban juga agak terlambat. Mungkin karena lokasi jauh juga,” ujar dia.

Sekretaris Desa Kulurejo, Kardiyanto, mengatakan delapan korban meninggal dunia sudah dimakamkan. Enam korban dimakamkan secara hampir bersamaan di Pemakanam Geneng dan dua korban meninggal dua dimakamkan di Pemakaman Gunung cilik, Desa Kulurejo, Selasa (22/11/2022).

“Ada 15 korban luka-luka. Sebanyak 11 orang diantaranya rawat jalan dan empat orang rawat inap,” kata dia.

Baca Juga: Asal Usul Gunung Pegat Wonogiri, Dibelah untuk Jalan dan Menyimpan Misteri

Data yang dihimpun Solopos.com dari Rumah Sakit Hermina Wonogiri, enam orang meninggal dunia di tempat kejadian dan dua orang meninggal saat menuju rumah sakit.

“Di sini ada korban meninggal dunia delapan. Empat orang rawat inap, tujuh orang rawat jalan,” kata petugas Rumah Sakit Hermina, Tri Hastuti, saat ditemui Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya