SOLOPOS.COM - Capture video warga menyaksikan evakuasi bangkai mobil patroli Polsek Kalijambe Sragen yang tersambar KA Brantas. (Solopos-Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Kecelakaan antara kereta api (KA) Brantas jurusan Pasar Senen-Blitar dengan mobil patroli dari Polsek Kalijambe di perlintasan KA Dukuh Siboto, RT 11, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Minggu (13/12/2020) tengah malam, memecah keheningan hingga memekakkan telinga.

Hal itu seperti diungkapkan Maksum, 67, warga sekitar lokasi kejadian KA menghantam mobil patroli itu. Kala benturan keras terdengar, Maksum baru selesai mengambil air wudu. Jarak antara perlintasan KA tanpa palang dengan rumah Maksum hanya sekitar 30 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Suara benturan itu sangat mengagetkan saya. Tapi, saya tidak berani keluar rumah. Setelah Salat Malam, saya melihat dari jendela. Di sana sudah ada banyak warga yang datang ke lokasi," papar Maksum kala berbincang dengan Solopos.com, Senin (14/12/2020).

Doa Mengalir untuk Anggota Polri & TNI Korban Kecelakaan Mobil Dihantam KA di Sragen

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti diberitakan, kecelakaan tragis itu terjadi pada Minggu sekitar pukul 23.00 WIB. Kala itu, dua aparat Polsek Kalijambe yakni Aipda Samsul Hadi, 57, warga Perum Gemolong dan Bripka Slamet Mulyono, 45, warga Solo, bersama seorang anggota TNI dari Koramil Kalijambe, Pelda Eka Budi M, 50, warga Dukuh/Desa Krikilan, RT 08, Kalijambe, Sragen, bermaksud melaksanakan patroli malam.

Bripka Slamet kebetulan bertugas mengemudikan mobil patroli Strada Polsek Kalijambe. Nahas, saat melewati perlintasan KA tanpa palang di Dukuh Siboto, mobil patroli itu dihantam KA Brantas.

Bripka Slamet dan Aipda Samsul Hadi meninggal dunia di lokasi kejadian dengan kondisi cukup mengenaskan. Sementara Pelda Eka Budi hilang, diduga hanyut ke Kali Cemoro yang menjadi anak dari Sungai Bengawan Solo.

Kerap Jadi Lokasi Kecelakaan, Ternyata Ada Buto Hitam Hingga Kuntilanak di Underpass Makamhaji

Hingga kini, proses pencarian Pelda Eka Budi masih berlangsung.

"Entah sudah berapa kali kasus kecelakaan KA yang menabrak kendaraan lain di sini. Biasanya korbannya satu atau dua. Tapi, kali ini korbannya tiga sekaligus," ujar Maksum.

Pandangan Tertutup Kios

Sejak banyak kios berdiri di tepi jalan Solo-Purwodadi, lanjut Maksum, jumlah kecelakaan antara KA dengan kendaraan lain di lokasi menjadi lebih sering.

Ia menduga banyaknya bangunan yang berdiri di tepi jalan itu membuat pengguna jalan terlambat menyadari ada KA yang tengah melintas.

"Kecenderungannya seperti itu. Karena pandangan mata terhalang kios, mereka tidak tahu kalau ada kereta mau lewat hingga terjadilah kecelakaan," terang Maksum.

Tragis, Begini Kronologi Kecelakaan Mobil Patroli Polsek Kalijambe Sragen Dihantam KA Brantas

Warga sekitar sebenarnya menyiagakan dua orang di perlintasan KA Siboto yang bertugas pukul 06.00 WIB-13.00 WIB dan pukul 13.00 WIB-21.00 WIB. Kecelakaan itu sendiri terjadi sekitar pukul 23.00 WIB sehingga perlintasan KA tanpa palang itu tidak dijaga.

Tokoh masyarakat Desa Kalimacan, Rodli Slamet, mengatakan setidaknya sudah ada sekitar delapan kali kasus kecelakaan KA dengan kendaraan lain di perlintasan tanpa palang Siboto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya