SOLOPOS.COM - Sukarelawan PMI Sragen membujuk Wagiyo, korban gigitan ular berbisa di rumahnya di Dukuh Jatirejo, Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, Rabu (30/9/2020). Wagiyo bersikukuh tak mau dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. (Istimewa/PMI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN -- Wagiyo, 45, warga Dukuh Jatirejo, RT 019, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, yang menjadi korban gigitan ular berbisa akhirnya bersedia dibawa ke RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Warga Sumberlawang Sragen korban gigitan ular bandotan itu akhirnya mau dirujuk ke rumah sakit (RS) setelah merasakan rasa nyeri yang luar biasa pada Kamis (1/10/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pasien pada malam hari merasakan panas dan merasa tidak tahan. Akhirnya pasien dibawa oleh keluarga menggunakan kendaraan pribadi menuju RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen,” ujar Wakil Ketua PMI Sragen, Suwarno, kepada Solopos.com, Jumat (2/10/2020).

Yuk, Intip Uniknya Pesawat Bermasker Milik Garuda Indonesia!

Hingga Jumat siang, Wagiyo masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Lengan kanannya yang membengkak, kulit menghitam, dan melepuh sudah diperban oleh tim medis.

Salah satu persoalan yang dihadapi Wagiyo antara lain ketiadaan biaya pengobatan selama di rumah sakit.

Oleh karena itu, tim relawan berusaha mengurus administrasi supaya pengobatan Wagiyo bisa dikaver melalui dana BPJS Kesehatan. “Iya pakai BPJS. Baru diurus sama relawan,” terang Kepala Desa (Kades) Ngargosari, Sriyono.

Empat Kantong Darah

Koordinator Sragen Snake Rescue, Achmad Mujiyono, tetap memantau kondisi Wagiyo selama menjalani perawatan di rumah sakit. Menurutnya, pada Kamis malam, Wagiyo sudah menghabiskan empat kantong darah.

“Empat kantong darah itu hasil donor dari para relawan di Sragen. Untuk golongan darahnya O. Kami juga sudah berkoordinasi dengan dr. Tri Maharani [pakar gigitan ular dan toksikologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya]. Dia merupakan satu-satunya dokter ahli bisa di Indonesia,” papar Mujiyono.

Kampanye Pilkada Klaten: Takut Picu Kerumunan, Sri Mulyani Urung Blusukan di Pasar Jatinom

Diberitakan, gigitan ular itu didapat Wagiyo saat dia membersihkan rerumputan dan dedaunan di ladang miliknya pada Senin (28/9/2020). Selesai membabat rumput dan dedaunan, ia beristirahat sejenak dengan duduk di atas bebatuan.

Tanpa disangka, dari celah batu itu terdapat ular bandotan yang dikenal berbisa dengan racun tinggi atau high venom. Ular itu tiba-tiba menyerang lengan kanan Wagiyo dengan gigitannya.

Gigitan Ular Terlepas

Spontan Wagiyo mengibaskan lengan kanannya hingga gigitan ular itu terlepas. Sambil menahan sakit akibat gigitan ular, Wagiyo pun pulang ke rumah dan menganggap semua akan baik-baik saja.

Namun, beberapa saat kemudian, dia merasakan nyeri yang luar biasa pada lengan kanannya.

Setelah dibujuk rayu keluarga, Wagiyo akhirnya bersedia dibawa ke RSUD dr. Soeratno Gemolong. Akan tetapi, saat itu ia menolak saran dokter untuk dirawat inap.

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Penganiayaan 3 Anggota PSHT di Solo

Dia hanya minta dirawat jalan dengan diberi sejumlah obat pereda nyeri. Akan tetapi, setelah diminum beberapa hari, obat itu ternyata tidak cukup efektif untuk menangkal racun akibat gigitan ular.

Alin-alih sembuh, dampak gigitan ular itu justru semakin mengganas. Selain membengkak, lengan kanan Wagiyo juga melepuh dan menghitam seperti gosong. Terdapat benjolan-benjolan di permukaan kulit yang berisi cairan. Kondisi itu membuat lengan kanan Wagiyo sulit untuk digerakkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya