SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Jajanan Sekolah JIBI/Harian Jogja/Antara

Kesadaran sosialisasi pangan aman di Jogja masih rendah

Harianjogja.com, JOGJA-Kota Jogja disinyalir krisis pangan aman seiring dengan masih minimnya kesadaran kelurahan menyosialisasikan gerakan pangan aman di wilayahnya masing-masing.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Data yang dihimpun dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY hanya satu kelurahan di Jogja yang rajin melaporkan pengawasan makanan di lingkungannya, yakni Wirogunan.

Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BBPOM DIY Soesie Istyorini  mengatakan Badan POM pusta memiliki program food safety masuk desa sejak dua tahun lalu dan mengintervensi 14 desa di DIY, yakni tujuh desa di Sleman dan tujuh kelurahan di Jogja.

Ia mengungkapkan, alasan pemilihan Prawirodirjan, Pandean, Kotabaru, Ngupasan, Wirogunan, Pringgokusuman, dan Mantrijeron, karena ketujuh kelurahan tersebut dinilai berkomitmen secara kelembagaan untuk menerapkan program tersebut.

“Dalam perjalanannya hanya Wirogunan yang memberi laporan rutin sehingga kami ajukan ke tingkat nasional dan memperoleh penghargaan nasional,” ujarnya, Senin (23/11/2015).

Menurutnya, pangan aman belum menjadi prioritas di kelurahan karena dampaknya yang bersifat jangka panjang, sehingga laporan tidak dianggp penting.

Banyak orang, kata dia, tidak menyadari pangan aman diperlukan untuk menjaga kualitas generasi yang akan datang. Ia menyebutkan, saat ini banyak beredar makanan yang mengandung zat berbahaya dan memicu kanker, seperti boraks, formalin, rhodamin B, dan sebagainya.

Isti menguraikan, pangan aman berarti bebas dari tiga bahan bahaya fisik misal kerikil, kimia seperti zat-zat berbahaya, dan mikrobiologi atau bakteri-bakteri. “BBPOM tidak bisa melakukan intervensi sendiri tanpa bantuan dari kelurahan dan kader-kadernya dan berharap Wirogunan bisa menularkan ke wilayah di sekelilingnya,” kata Isti.

Lurah Wirogunan Suprihastuti menuturkan sudah memasukkan kegiatan pelatihan keamanan pangan dalam anggaran musrenbang yang akan dilaksanakan pada 2016.

Dinilainya, jumlah kader pangan aman di wilayahnya masih kurang.  “Setidaknya terdapat tiga atau lima orang di tiap RT,” ucapnya.

Saat ini, Wirogunan yang terdiri dari 76 RT baru memiliki 66 kader pangan aman yang berasal dari PKK, guru, dan karang taruna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya