SOLOPOS.COM - Kondisi bagian dalam rumah Supardi, warga Tegalmulyo, Tegalombo, Kalijambe, berantakan, Kamis (24/4/2014) lantaran diobrak-abrik ratusan pesilat, Rabu (23/4/2014) malam. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN–Ratusan orang yang diduga murid perguruan pencak silat di Kabupaten Sragen merusak sebuah rumah warga Tegalmulyo RT 002/RW 001 Desa Tegalombo, Kalijambe, Sragen Rabu (23/4/2014) malam.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun tindak anarkistis tersebut sempat membuat situasi Tegalmulyo mencekam. Informasi yang dihimpun solopos.com di lokasi keejadian, Kamis (24/4/2014), sebelum kejadian, beredar kabar rencana kedatangan ratusan pesilat ke Tegalmulyo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Situasi tersebut disikapi polisi dan pengurus RT setempat dengan menginstruksikan warga Tegalmulyo berdiam diri di rumah. Bahkan warga diminta mematikan seluruh lampu penerangan jalan umum (PJU) dan penerangan rumah. Keluarga pemilik rumah yang disasar massa diungsikan.

Sekitar pukul 22.30 WIB, rombongan pesilat datang dengan berjalan kaki dari arah timur (Balai Desa Tegalombo). Mereka langsung menyasar kediaman Supardi yang berada di barat Lapangan Tegalombo. Tanpa basa basi mereka langsung mengamuk dan merusak rumah Supardi.

Aksi anarkistis terjadi selama lebih kurang 15-30 menit. Pintu rumah didobrak, lalu perabot rumah tangga dan barang-barang elektronik di dalam rumah dirusak. Pantauan solopos.com, barang elektronik yang dirusak massa yaitu kulkas, televisi tabung merk LG dan magic com.

Selain itu genteng rumah pecah karena dilempari batu. Setelah melakukan aksi perusakan rumah, massa langsung pulang menuju ke barah timur. Informasi yang beredar di masyarakat Tegalmulyo, sebagian besar massa berasal dari Kecamatan Plupuh.

Sejumlah warga sekitar lokasi kejadian menuturkan, aksi tersebut dilatarbelakangi perselisihan antara Wawan (anak dari Supardi) dengan Agus, pemuda asal Desa Ngebung, Kalijambe, pada Senin (21/4) lalu. Wawan merupakan siswa kelas tiga sebuah SMK di Kalijambe.

Perselisihan terjadi di lokasi pasar malam yang berada di Lapangan Tegalombo. Saat itu, Wawan dan sejumlah pemuda setempat menjaga lahan parkir kegiatan pasar malam. Ketika itu Wawan bertemu dengan Agus yang notabene teman semasa duduk di bangku SMP.

Diduga karena Agus tidak mau membayar parkir, perselisihan antara Wawan dan Agus terjadi. Perselisihan tersebut berlanjut melalui layanan pesan singkat (SMS). Hingga akhirnya pada Selasa (22/4), Wawan bersama teman-temannya menggeruduk rumah Agus di Ngebung.

Beruntung tidak terjadi bentrok dan tindak anarkistis saat itu. Namun kejadian tersebut berlanjut dengan penyerangan rumah Wawan oleh Agus dan teman-temannya yang diduga merupakan murid perguruan pencak silat. “Informasi yang beredar begitu,” tutur seorang warga Tegalmulyo.

Setelah kejadian, polisi memasang garis polisi (police line) di rumah korban. Pada Kamis sekitar pukul 09.30 WIB, polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Kapolsek Kalijambe, AKP Saptiwi, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian menolak memberikan keterangan.

Dia mengarahkan wartawan supaya meminta informasi langsung ke Polres Sragen. Terpisah, Kasatreskrim Polres Sragen, AKP Yohanes Trisnanto, saat dihubungi solopos.com melalui telepon seluler (ponsel) mengkonfirmasi informasi yang dihimpun solopos.com di lokasi kejadian.

Namun dia menyatakan hingga Kamis sore pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Polisi kesulitan menyelidiki kasus tersebut lantaran kesulitan mendapatkan warga yang mau bersaksi. “Kami harap warga mau memberikan keterangan, bersaksi kepada kami,” kata dia.

Di sisi lain, menurut Kasatreskrim, upaya pendekatan kepada pimpinan perguruan silat juga dilakukan. Sedangkan Ketua RT 002/RW 001 Tegalmulyo, Tegalombo, Sunarso, ditemui wartawan di kediamannya, mengatakan, saat kejadian warga setempat berdiam diri di rumah.
Setelah massa pulang, warga mulai berani keluar rumah. Saat itu menurut dia, terlihat sejumlah polisi dan tentara berjaga di sekitar lokasi kejadian. “Saya tidak tahu persis kejadiannya karena saya di rumah. Suaranya keras sekali saat kejadian, dung dung dung,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya