SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, SRAGEN–Sepekan sudah tindak anarkistis ratusan orang yang diduga kuat pesilat di Dusun Tegalmulyo RT 002/RW 001 Desa Tegalombo, Kecamatan Kalijambe, Sragen, terjadi.

Akibat aksi main kayu dan batu tersebut membuat rumah Supardi, warga setempat rusak parah. Sejumlah barang elektronik milik korban seperi lemar es, televisi dan magic com, hancur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Beruntung tidak ada korban jiwa atau luka dalam serangan yang terjadi Rabu (23/4) sekitar pukul 2.30 WIB itu. Sebab lima penghuni rumah sudah diungsikan sebelum massa datang.

Namun kasus yang sempat membuat geger masyarakat Kalijambe tersebut terancam pupus alias menguap. Pasalnya korban dan warga melakukan aksi tutup mulut di hadapan polisi.

Kasatreskrim Polres Sragen, AKP Yohanes Trisnanto, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (30/4/2014), mengatakan, pihaknya belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus itu.

Alasannya, menurut dia, tidak ada orang yang bisa memberikan keterangan yang mengarah kepada kelompok pelaku. “Masih penyelidikan. Belum ada yang bisa beri keterangan,” kata dia.

Kasatreskrim menjelaskan, keterangan saksi sangat penting dalam proses penyelidikan. Dari keterangan saksi, menurut dia, bisa memunculkan alat bukti lain. “Keterangan saksi mutlak harus ada,” imbuh dia.

Ditanya solopos.com apa penyebab warga tidak mau bersaksi karena merasa takut, Kasatreskrim menyatakan tidak tahu persis. Yang pasti menurut dia data polisi masih sangat minim.

Hingga Rabu sore keterangan tigaa saksi yang telah masuk berita acara pemeriksaan (BAP) polisi. Sebanyak tiga saksi yaitu Supardi, Wawan dan Agus. Wawan adalah anak dari Supardi. Sedangkan Agus adalah pemuda asal Desa Ngebung, Kalijambe, yang juga mantan teman SMP Wawan. Beredar kabar, penyerangan rumah Supardi dipicu perselisihan antara Wawan dan Agus.

Perselisihan terjadi saat Wawan dan pemuda Tegalmulyo menjaga lahan parkir di acara pasar malam di Lapangan Tegalombo, Senin (21/4) malam. Saat itu Wawan terlibat cek-cok dengan Agus.

Perselisihan dan saling ejek berlanjut via layanan pesan singkat (SMS). Sebelum terjadi penyerbuan ratusan pesilat ke Tegalombo, Wawan dan teman-temannya terlebih dulu menggeruduk rumah Agus.

“Teknik penyelidikan sudah kami keluarkan semua. Tapi tetap saja tidak ada orang yang mau bersaksi. Tapi kasus ini tetap kami tangani. Penanganan kasus tidak ada batas waktu,” terang Kasatreskrim.

Terpisah, Kasi Trantib Kecamatan Gemolong, Agus Subagyo, menjelaskan situasi dan kondisi di Tegalombo sudah kondusif. Korban sudah kembali ke rumah dan warga beraktivitas seperti biasa. Mengenai penanganan kasus pidana perusakan rumah Supardi menurut Agus merupakan kewenangan kepolisian. “Tugas saya memastikan kondisi masyarakat tenang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya